Universitas Diponegoro kembali menggelar kethoprak dengan lakon “Damarwulan Wisudha” pada Sabtu (10/11) di Gedung Prof. Soedarto, SH, Kampus, Tembalang. Pergelaran ini merupakan akhir dari serangkaian acara  dalam rangka perayaan Dies Natalis ke-61 Undip, sebagai Universitas peraih ranking 5 terbaik nasional. Beberapa Profesor dan Dekan yang terlibat tampak luwes memerankan tokoh dalam peran lakonnya. Demikian pula Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sri Puryono yang berperan sebagai Minakjingga sangat menjiwai perannya.

Kerja sama Universitas Diponegoro dengan Ngesti Pandowo dalam pergelaran seni ini bukan kali pertama. Di tahun-tahun sebelumnya kegiatan semacam ini juga pernah diselenggarakan. Hal ini menunjukkan perhatian dan kepedulian Undip terhadap upaya-upaya untuk melestarikan seni pertunjukan tradisi Jawa (wayang wong dan kethoprak) pada umumnya dan juga menyelamatkan eksistensi Ngesti Pandowo sebagai perkumpulan wayang orang legendaris di Kota Semarang, khususnya. “Selain menyelenggarakan kegiatan yang bernuansa akademis seperti Seminar, dan sejumlah kegiatan pengabdian pada masyarakat, Undip menutup serangkaian kegiatan Dies ke 61 dengan menggelar Kethoprak sebagai komitmen kami untuk nguri-uri budaya jawa” terang Rektor Undip, Prof. Yos yang dalam lakon ini memerahkan tokoh Damarwulan.

Sementara itu, koordinator acara Dhanang Respati Puguh, pakar sejarah yang juga Ketua Prodi S1 Fakultas Ilmu Budaya Undip, menerangkan bahwa dipilihnya lakon “Damarwulan Wisudha” karena mengisahkan tentang perjuangan dan perjalanan karier seorang tokoh yang dimulai dari bawah hingga dapat mencapai cita-citanya yang tinggi. Lakon ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada khalayak, khususnya civitas akademika Undip agar tidak cepat menyerah dan terus berjuang menggapai cita-cita demi kemajuan dan kejayaan Undip.  (ND)

Share this :