, ,

Genteng Inovasi Karya Mahasiswa Undip Raih Medali Emas di Nurenberg

Banyaknya limbah styrofoam yang tersebar di masyarakat nampaknya menjadi inspirasi bagi sekelompok mahasiswa Universitas Diponegoro untuk menciptakan karya inovasi dengan memanfaatkan limbah yang tidak terpakai. Adalah Yunnia Rahmandanni; Latifa Nida; Nurul Hidayah (Fakultas Sains dan Matematika); Ibadurrahman (Fakultas Tehnik) dan Rifqi Rudwi (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan), 5 mahasiswa Undip yang tergabung dalam satu kelompok dibawah bimbingan Moh Nur Sholeh, dosen muda dari Sekolah Vokasi Undip, berhasil meraih medali emas dalam ajang kompetisi International Trade Fair of Ideas, Inventions and New Products (The iENA) yang diadakan oleh lembaga internasional AFAC, di Nurenberg, Jerman bulan November 2018 ini. Event ini diikuti 800 peneliti muda dari 30 negara yang ikut berpartisipasi. Peserta dari Indonesia ada 2 tim, dimana tim Undip berhasil menyabet medali emas dengan genteng inovasi ramah lingkungan.

Prosedur pembuatan genteng inovasi ini sebenarnya sama dengan genteng pada umumnya, yaitu menggunakan material semen dan pasir. Namun perbedaannya dengan menambahkan styrofoam yang sebelumnya dihancurkan menjadi butiran-butiran kecil agar mudah menyatu dengan bahan semen dan pasir. “Gagasan inovasi produk baru ini diinspirasi dari kegelisahan kami dan teman-teman melihat banyaknya limbah styrofoam dan kita tahu styrofoam itu tidak ramah lingkungan karena tidak dapat diuraikan oleh alam. Oleh karenanya terpikir bagi kami bagaimana membuat produk dengan memanfaatkan limbah styrofoam tersebut, karena biayanya murah untuk ukuran kami mahasiswa” tutur Yunnia, Ketua Tim yang juga mahasiswa semester 7 Fakultas Sains dan Matematika, Undip.

Genting inovasi berbahan campuran styrofoam ini telah dilakukan melalui proses pengolahan berbasis sains dan didesain memiliki ketahanan terhadap guncangan karena memiliki bobot yang lebih ringan dan kelentingan yang tinggi jika dibanding dengan genteng beton. Tekanan rata-rata (Fc’) 1,59 MPamodulus elastisitas (Ec) 496 MPa dan modulus of ruture 0,6282 MPa dan berat rata-rata sebesar 760 kg/m3. “Penambahan styrofoam ini dilakukan dengan komposisi tertentu, agar dihasilkan genting yang relatif ringan serta memiliki kelentingan yang optimal, sehingga dapat meminimalisir korban jiwa akibat tertimpa reruntuhan atap akibat gempa” tutur Muh Nur Sholeh, dosen pembimbing, yang juga sebagai pengampu mata kuliah Mekanika Rekayasa Struktur Bangunan Tahan Gempa, Sekolah Vokasi, Undip.

Produk genteng inovasi yang ramah lingkungan ini bisa menyerap limbah styrofoam sebanyak 5kg/mgenteng. Jika asumsi satu rumah atapnya 40 mmaka limbah styrofoam yang dapat diserap  sebanyak 200 kg styrofoam tiap rumah. (ND/Humas)

Share this :

Kategori

Arsip

Berita Terkait