Site icon Universitas Diponegoro

Mahasiswa Tim I KKN Undip Kabupaten Semarang Bantu Kembangkan Produk Susu dan Buat Pupuk Organik Cair

Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran , Kabupaten Semarang memiliki potensi daerah sebagai penghasil susu. Susu-gihan merupakan UMKM yang khusus mengolah susu sapi murni menjadi susu dengan berbagai varian rasa, yogurt hingga keju. Hal tersebut menjadi perhatian bagi mahasiswa Tim I KKN Universitas Diponegoro di desa Sugihan untuk turut membantu mengembangkan dengan menerapkan sistem penjualan via online menggunakan akun sosial media seperti Whatsapp, serta pemasaran yang digencarkan melalui Instagram. “Sebagai permulaan usaha, penjualan menggunakan sistem pre-order dimana pelanggan yang ingin memesan dapat mengubungi akun resmi Susu-gihan dan jika produk sudah siap konsumsi akan dihubungi kembali untuk pengambilan produk” ujar Dion mahasiswa KKN.

Lebih lanjut Dion mengatakan rencana pengembangan usaha strategi pemasaran diantaranya dengan membuat sampel desain produk untuk dipresentasikan ke para distributor atau individu, membuat iklan di media cetak, brosur atau pamphlet untuik dibagikan , memberikan diskon khusus setiap pembelian di atas 10 produk dan membuka booth/stand di acara kesehatan misalnya seminar, expo serta bazar. Ia berharap dari hasil yang didapatkan, tentunya produk Susu-gihan dikenal khalayak luas sehingga memicu semangat masyarakat desa untuk lebih mengembangkan produknya.

Mahasiswa KKN Buat Pupuk Dari Limbah Air Cucian Beras

Air cucian beras adalah salah satu limbah rumah tangga yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair sehingga  dapat berguna bagi pertumbuhan tanaman maupun dapat dikembangkan sebagai usaha. Kurniawan, Yoshua, dkk dari Tim KKN Desa Sukorejo, Kecamatan Suruh, Kabutaten Semarang membuat sebuah inovasi dan telah disosialisasikan di masyarakat tentang cara pembuatan pupuk organik cair dari limbah air cucian beras.

Menurut Kurniawan, untuk membuat pupuk cair ini diperlukan botol dengan ukuran 1,5 L, masukkan air cucian beras sebanyak 600 ml kedalam botol, campur dengan empat tutup botol gula merah yang sudah dicairkan, tambahkan empat tutup botol EM4, kocok secara perlahan hingga semua tercampur dan diamkan selama tujuh hari. Sedangkan untuk penggunaannya, 10 ml pupuk dilarutkan dalam 5 liter air lalu disiramkan keseluruh bagian tanaman. Yoshua menambahkan, manfaat dari pupuk cair ini antara lain membercepat tanaman tumbuh, menyuburkan tanah dan memperbaiki kualitas bunga, buah dan daun. “Pembuatan pupuk cair ini cukup sederhana sehingga masyarakat mudah dalam membuatnya, kami juga sudah mengadakan sosialisasi tata cara pembuatan pupuk, selain itu bahan-bahan pupuk juga tidak berdampak mencemari lingkungan” lanjut Yoshua.

Share this :
Exit mobile version