Wonotunggal – Minggu (27/1/2019), telah dilakukan pembuatan sistem aliran kontinu tahap pertama di kawasan budidaya perikanan air tawar Desa Wonotunggal, yang dilakukan oleh mahasiswa Tim I KKN Undip Desa Wonotunggal yaitu Moch.Raka Agra Danendra (Mahasiswa Jurusan S1 Akuntansi), Irza Nanda Herdian (Mahasiswa Jurusan S1 Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan), Aulia Safaatun Nisa’ (Mahasiswa Jurusan S1 Akuntansi), Fionita Yuliani Devi (Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota), Nur Ramadhani (Mahasiswa Jurusan S1 Perikanan), Mokhamad Hakim Ilmawan (Mahasiswa Jurusan S1 Statistika) dan Rifki Solihatun (Mahasiswa Jurusan S1 Kimia).

Dalam pembuatan sistem aliran kontinu ini diikuti dan didampingi oleh Sekretaris Desa dan beberapa perangkat Desa Wonotunggal, serta Pak Suroso selaku pengelola kawasan budidaya perikanan air tawar Desa Wonotunggal. Kemudian pada hari Minggu (5/2/2019) telah dilakukan pengecekan dan pengesahan kinerja sistem aliran kontinu yang telah dibuat sebelumnya. Pembuatan sistem aliran ini merupakan salah satu dari  program multidisiplin yang telah di rencanakan sebelumnya. Tujuan dibuatnya program ini adalah untuk mengatasi permasalahan yang ada pada kawasan budidaya perikanan ini. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Rochani selaku Kepala Desa Wonotunggal, bahwa selama ini kawasan budidaya perikanan air tawar milik Pemerintah Desa tersebut belum pernah menghasilkan keuntungan bagi pemerintah desa, bahkan bisa dikatakan rugi.

Setelah dilakukan identifikasi oleh mahasiswa KKN, diketahui beberapa permasalahan yang menjadi kendala kawasan budidaya perikanan air tawar Desa Wonotunggal, seperti sulitnya mendapatkan sumber air, tidak adanya pengelolaan air pada kolam (tidak ada perputaran air sehingga kolam tenang), penempatan ikan yang bercampur berbagai jenis dan usia, pemasaran yang belum luas, serta manajemen pengelolaan ikan yang belum maksimal. Untuk menyelesaikan masalah pemasaran dan manajemen pengelolaan, telah dilaksanakan program monodisiplin seperti pemberian perancangan  Break Even point atau titik impas dan perhitungan harga pokok produksi dimana perangkat ataupun pengelola desa dapat meningkatkan dan mengembangkan kawasan perikanan terebut. Selain itu  terdapat pula program monodisiplin pemeberian modul pembudidayaan ikan lele kepada perangkat Desa Wonotunggal.

Permasalahan yang dapat teratasi dengan adanya program sistem aliran kontinu ini adalah sulitnya kawasan budidaya perikanan untuk mendapatkan pasokan air. Permasalahan tersebut dikarenakan jarak sumber air yang memang cukup jauh dengan lokasi budidaya perikanan, aliran air tidak menggunakan pipa khusus sehingga kerap kali berebut dengan petani dan tingginya absorbsi pada dinding-dinding saluran air yang memang tidak menggunakan pengerasan apapun. Sehingga dengan adanya program ini, kolam-kolam ikan tidak akan kekurangan pasokan air saat kemarau terjadi. Selain itu dengan adanya aliran yang kontinu pada kolam, akan menambah kandungan oksigen dalam air dan membuat ikan bergerak, sehingga air dapat mengalir sebagaimana mestinya. Pada sistem aliran air dibuat juga filtrasi yang berfungsi sebagai alat pembuangan kotoran dan untuk meyediakan pasokan air bersih untuk kolam. Berikut adalah tabel perbandingan kondisi sebelum dan sesudah adanya sistem aliran kontinu pada kawasan budidaya perikanan air tawar Desa Wonotunggal.

Sebelum Sesudah
Tidak adanya sirkulasi air dalam kolam. Terjadi sirkulasi air dalam kolam, sehingga ikan bergerak dan mempercepat pertumbuhan ikan.
Pasokan oksigen dalam air yang terbatas bagi ikan Adanya sirkulasi air dapat menambah pasokan oksigen dalam air
Terjadi kekurangan pasokan air bersih saat musim kemarau Terdapat pasokan air bersih yang terus-menerus

 

Maka diharapkan pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat dan ikan menjadi lebih sehat, sehingga ikan memiliki ukuran yang lebih besar dan bernilai ekonoimis yang tinggi. Dan pada akhirnya pendapatan yang dihasilkan dari adanya budidaya perikanan air tawar Desa Wonotunggal ini akan meningkat dan semakin menguntungkan.  

Cara kerja sistem aliran kontinu yaitu aliran kontinu diambil dari kolam yang berada di paling hilir dan paling hulu yang mana kolam tersebut paling dekat dengan sumber air yang berarti kolam tersebut debit airnya selalu tinggi kemudian air tersebut ditarik menggunakan pompa kemudian disalurkan melalui filter air yang didalamnya berisikan batu zeolite, karbon aktif, pasir silica, dan kapas filter. Air hasil filteran kemudian disalurkan pada masing” kolam yang ada. Dengan demikian air yang masuk akan lebih jernih dan debit aliran airnya lebih kencang karena menggunakan pompa air. Selain itu sistem aliran ini akan terus berputar karena masing-masing kolam saling terhubung satu sama lain. Berikut adalah desain tampak atas dan tampak samping sistem aliran kontinu kawasan budidaya perikanan air tawar Desa Wonotunggal.

 

 

Share this :