Site icon Universitas Diponegoro

Vokasi Undip Gelar Wayang Gayeng  “Ontoseno Mbangun Kayangan”

Civitas Akademika Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip) menggelar pagelaran wayang kulit dengan lakon “Ontoseno Mbangun Kayangan” oleh dalang  Ki Arief Suharsoyo M.Pd dari Kendal. Acara ini sebagai rangkaian Dies Natalis ke-3 Sekolah Vokasi Undip dan Kongres Kongres Forum Perguruan Tinggi Vokasi Indonesia FPTVI ke-6 , Rabu (6/11) malam .

Dekan sekolah Vokasi Undip Prof.Budiyono mengatakan pagelaran wayang kulit ini selain untuk memperingati Dies Natalis ke-3 Sekolah Vokasi Undip dan Kongres Kongres Forum Perguruan Tinggi Vokasi Indonesia FPTVI ke-6 juga sebagai bentuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya untuk memperkuat identitas bangsa melalui eksistensi kebudayaan” terangnya.

Prof.Budi menambahkan bahwa dengan pagelaran wayang ini diharapkan dapat menjadi sarana memperkenalkan tradisi atau budaya pada generasi milineal sehingga menumbuhkan rasa cinta pada seni budaya, khususnya wayang sebagai seni budaya yang adiluhung”pungkasnya.

Pergelaran wayang kulit tersebut mengangkat lakon Ontoseno Mbangun Kayangan mengisahkan tentang Ki Lurah Semar mengutus Ki Petruk dan Ki Nolo Gareng  menghadap ke Negara Amarta, untuk meminjam tiga pusaka keraton Amarta.Pusaka tersebut yaitu, Kyai Jamus Kalimosodo, Songsong Agung Tunggul Wulung dan Tombak Kyai  Korowelang. Tujuan dari peminjaman pusaka ini sebagai syarat perbaikan keadaan dunia yang dilanda krisis dan kakacauan di mana mana.

Namun apa yang terjadi ? Utusan Ki Lurah Semar tidak ditanggapi secara bijak, behkan mereka diusir bahkan pernyataan Prabu Kresno sangat merendahkan derajat dan perannya selama ini. Bukan hanya itu, bahkan Ki Lurah Semar di tuduh mau memberontak negara.

Mendengar tuturan Ki Petruk, tersentak hati Raden Ontoseno yang sedang berkunjung ke Karangkadempel, apalagi melihat gelagat dan fakta negara yang sedang sekarat. Bangkitlah watak Satrianya, demi kabaikan Negeri dan membela perjuangan wong cilik,R. Ontoseno siap mengawal dan membentengi wong cilik yang berjuang. Bagi R.Ontoseno, nyawa adalah taruhannya….ketika harus membela kebenaran, menegakkan keadilan, membela wong cilik demi negara dan tanah leluhurnya.

Siapakah yang tidak kenal sepak terjang R.Ontoseno ? Pemuda maha sakti putra Raden Bima…konyol namun waras…edan tapi berhati emas…….. rawe rawe rantas , malang malang putung…..

Share this :
Exit mobile version