Site icon Universitas Diponegoro

Diskusi Terbatas Media dengan Kampus : Peran Jurnalisme pada Era Society 5.0

Baru saja Universitas Diponegoro menggelar acara dengan insan media dalam Diskusi Terbatas bertajuk “Peran Jurnalisme pada Era Society 5.0” bertempat di Ruang Sidang Rektor gedung Widya Puraya lantai 2 pada Selasa(10/12).

Diawali dari revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan efisiensi mesin dan manusia yang mulai terkoneksi dengan internet of things. Dibarengi kemudian era society 5.0 yang diawali dari negara Jepang yang kekurangan sumber daya manusia yang kemudian menjadikan mesin dan robot memiliki fungsi dalam kehidupan.

Namun demikian, tidak semua teknologi dapat menggantikan fungsi manusia. Dan tidak semua media sosial mengambil alih fungsi media yakni fungsi kritik sosial. Oleh sebab itulah digagas Diskusi Terbatas tentang peran jurnalisme di era society 5.0 ini.

Acara menghadirkan Narasumber yakni Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan Undip Prof. Budi Setiyono, S.Sos.,M.Pol.Admin.,Ph.D., kemudian Drs. Goenawan Permadi, MA (Pemimpin Redaksi Suara Merdeka) dengan dipandu moderator Dr. Teguh Hadi Prayitno,MM.,M.Hum.,MH (Ketua IJTI Jateng) dengan peserta perwakilan insan media di Jawa Tengah.

Sebagai pengantar diskusi, Dr. Teguh Hadi Prayitno menyampaikan bahwa menurut Undang-Undang nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers bahwa media memiliki 4 fungsi yakni fungsi pendidikan, hiburan termasuk bisnis di dalamnya, informasi dan kritik sosial. Fungsi kritik sosial inilah yang tidak dapat diambil alih oleh media sosial, terlebih dengan batasan UU ITE.

Dilanjutkan dengan Prof. Budi Setiyono yang membahas tentang perkembangan media sosial yang akan mempengaruhi media konvensional. Sejalan dengan kritik sosial, Prof. Budi Setiyono menyampaikan bahwa, “era saat ini tidak sedikit wartawan muda yang kehilangan jiwa kritisi, karena kritisi diperlukan untuk teraturnya tatanan dan sistem yang sudah terkodifikasi”.

Berikutnya Drs. Goenawan Permadi, MA menyampaikan bahwa saat ini lembaga media tidak lagi bersaing tetapi berkolaborasi dengan membangun jejaring (networking) antar media. Selanjutnya dijelaskan dengan mengkutip buku Rhenald Kasali tentang Mobilisasi dan Orkestrasi bahwa,”media harus mampu memobilsasi dan menyelaraskan dengan perkembangan untuk menghadapi tantangan-tantangan baru”. Dicontohkan saat ini masyarakat lebih memilih gofood pada saat lapar di malam hari daripada membuat mie instan sendiri. Bukan karena mie instan tidak lagi digemari melainkan perilaku yang berubah akibat kehadiran teknologi.

Pada akhirnya diskusi ditutup dengan inisiasi Forum Lintas Media untuk menguatkan kolaborasi media dan kampus dalam upaya meningkatkan fungsi, kontrol sosial dan kemanfaatan. Rencananya Forum akan digelar secara rutin untuk membahas isu strategis dan sharing media dan kampus. (Utami-Humas)

 

Share this :
Exit mobile version