JURNAL FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNDIP TERINDEX SCOPUS Q3

-Semarang-
Jurnal ilmiah milik Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Diponegoro (Undip), Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture (JITAA) atau Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis mampu menembus index Scopus sejak tahun 2018. Posisi JITAA FPP Undip masuk di Quartile (Q)3, posisi yang cukup bergengsi dan hanya ada dua jurnal sejenis dari Indonesia yang berada di level ini.

Selain terindeks di basis data sitasi milik oleh Elsevier, Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis Undip juga sudah memiliki ISSN untuk edisi cetak mapun dalam edisi elektroniknya sejak tahun 1999; menjadi jurnal yang mendapat dukungan pemerintah untuk program internasionalisasi dari 2009 – 2011, serta diakui oleh Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti pada 18 November Tahun 2016 dengan keputusan No 60/E/KPT/2016. Dalam level nasional jurnal ini juga terindeks pada SINTA (Science and Technology Index).

Scopus adalah basis data jurnal ilmiah yang diperkenalkan tahun 2004 oleh Elsevier, salah satu penyedia informasi ilmiah, teknis, dan medis terbesar di dunia yang didirikan tahun 1880 di Amsterdam, Belanda (https://www.elsevier.com/about). Selain sebagai penerbit, Elsevier sebelum tahun 2015 bernama Reed Elsevier adalah perusahaan teknologi yang mengembangkan jurnal elektronik seperti ScienceDirect, Trends dan Current Opinion, dan kemudian mengembangkan pangkalan data Scopus. Dalam perkembangannya Scopus yang juga menyajikan data hak paten berbagai penelitian, lebih banyak diminati dan disukai melampaui pendahulunya seperti Web of Science (WOS) yang diterbitkan oleh Thomson Reuters.

Lembaga lain yang memberi pengakuan pada Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis Undip yang terbit sejak tahun 1975 dalam bentuk bulletin ilmiah milik Fakultas Peternakan ini adalah Emerging Sources Citation Index (ESCI)-Clarivate Analytics, Asean Citation Index (ACI), Directory of Open Access Journal (DOAJ), Google Scholar, CAB International, EBSCO, SHERPA/RoMEO, Feedipedia dan Crossref.

Dalam pernyataannya, Dekan Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip, Dr Ir Bambang Waluyo Hadi Eko Prasetiyono MS MAgr, mengucap bangga dengan pencapaian yang diraih JITAA ini. “Setelah meraih, untuk mempertahankan tidaklah ringan. Apalagi di era sekarang dimana kompetisi jurnal sangat ketat, kami perlu dukungan tenaga pendidik untuk masalah teknisnya,” ujar Beliau.

Menurut Bambang WHEP, meski sudah bereputasi internasional dan mandiri, JITAA membutuhkan dukungan prasarana yang lebih memadai. Bagi lembaga pendidikan tinggi, pemiliikan jurnal bereputasi internasional perlu terus dijaga dan dikembangkan supaya tidak merosot. Apalagi bagi FPP Undip yang bukan saja mengelola program strata satu, tapi juga mengelola program diploma, magister peternakan dan magister agribisnis, serta program doktor peternakan (https://www.undip.ac.id/fakultas/fakultas-peternakan-dan-pertanian).

Di Indonesia saat ini setidaknya ada 57 perguruan tinggi yang memiliki jurusan atau program studi peternakan. Semua berupaya membangun jurnal yang bereputasi internasional. “Satu sisi tentu ini baik. Makin banyak jurnal peternakan yang bereputasi, tentu makin banyak ruang yang tersedia untuk publikasi hasil penelitian. Namun perlu diperhatikan karena ada pemeringkatan semuanya harus bersaing untuk bisa berada di papan atas,” imbuhnya.

Karena itu, upaya menjaga reputasi jurnal yang dimiliki Fakultas Peternakan dan Pertanian harus didukung segenap daya yang ada. Selain membutuhkan akademisi terbaik yang dimiliki, pengelolaan JITAA juga membutuhkan tenaga pendukung penerbitan dan teknologi informasi mengingat beban yang ditanggung pengelolanya sangat berat. “Setiap tahunnya ada empat edisi yang harus diterbitkan, padahal semua pengelolanya adalah pengajar yang punya kewajiban meneliti dan melakukan pengabdian masyarakat. Mengelola media seperti jurnal bukan perkara mudah,” tutur Bambang WHEP.

Pemimpin Redaksi (Editor in Chief) Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture (JITAA) Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip, Prof Dr Edy Kurnianto, menuturkan jurnal yang dipimpinnya setahun terbit empat edisi, yakni di Bulan Maret, Juni, September, dan Desember. “Setiap edisi, minimal berisi antara 10 sampai 12 manuskrip,” jelas Edy Kurnianto.

Adapun tema yang dibahas fokus pada peternakan tropis, termasuk di dalamnya kajian-kajian tentang pembibitan dan genetika ternak, pakan dan gizi ternak dan reproduksi ternak. Juga hal yang berkait dengan bioteknologi peternakan, psikologi ternak, ekonomi dan management ternak, dan tentu saja hal-hal lain yang relevan dengan upaya pengembangan budidaya ternak tropis di dunia (https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jitaa/about/editorialPolicies#focusAndScope).

Ditanya mengenai tantangan yang dihadapi, selain persaingan yang ketat di level internasional, pengelola JITAA merasakan kualitas manuskrip yang masuk dirasakan kurang. “Ini masalah utama yang kami hadapi. Kualitas manuskripnya kurang menggembirakan. Kalau jumlah yang kami terima selalu lebih dari cukup,” paparnya.

Kondisi seperti itu terjadi secara makro, dan tidak bisa diatasi dengan mengerahkan para akademisi Undip yang menjadi associate editor ataupun para pakar dari universitas lain yang menjadi international editorial board serta para mahasiswa program doktor adan magister peternakan yang belajar di Undip. Karena ada aturan dasar, dimana dari internal lembaga pengelola jurnal maksimal hanya boleh mengisi 30% saja. Selebihnya harus dari penulis luar. “Etika dan kesepakatan ini kalau dilanggar akan membuat akreditasi dan reputasi jurnal turun,”katanya.

Meski ada tantangan, pengelola JITAA berharap jurnal yang dikelolanya bisa masuk Q2 tahun ini. Setidaknya, tetap bertahan di Q3 Scopus. Untuk mencapainya, selain memperkuat jaringan, pihaknya juga melakukan safari untuk menularkan cara penulisan jurnal internasional ke berbagai perguruan tinggi yang ada. Tujuannya, agar diperoleh input manuskrip yang berkualitas.

Edy mengakui, seluruh associate editors JITAA memang dari Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip seperti Prof Dr Agung Purnomoadi, Prof Dr Joelal Achmadi, namun semuanya sudah memiliki Scopus ID. Namun di jajaran international editorial board hampir semuanya dari luar Undip. Mereka adalah pakar dan guru besar di universitas ternama, seperti Prof Dr Abdulmojeed Yakubu (Fakultas Pertanian Universitas Negeri Nasarawa di Keffi, Nigeria); Prof Dr Chalong Wachirapakorn (Departemen Ilmu Peternakan Universitas Khon Kaen Thailand), Prof Dr Takuro Oikawa (Fakultas Pertanian Universitas Ryukyus, Jepang); Prof. Dr. Sumeet Sharma (Klinik Hewan Edmonton Utara, di Alberta, Kanada); Prof. Dr. Vincenzo Tufarelli (Universitas Bari “Aldo Moro”, Italia) dan beberapa lainnya (https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jitaa/about/editorialTeam).

Dalam proses seleksi naskah yang akan ditayangkan, JITAA juga memiliki reviewer handal yang terdiri dari pakar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Akademisi yang menjadi Peer Reviewer JITAA adalah Prof.Dr. Akhmad Sodiq dari Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Prof. Dr. Urip Santoso dari Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Prof. Dr. Sumiati Sumiati dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Dr. Atien Priyanti dari Balai Penelitian dan Pengembangan ternak Kementerian Pertanian di Bogor, dan Dr. Tety Hartatik dari Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta; serta Dr Armina Fariani dari Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Palembang.

Share this :