Site icon Universitas Diponegoro

Rektor: Lulusan Undip Tercepat ke-3 Dalam Mendapatkan Pekerjaan

SEMARANG –  Lulusan Universitas Diponegoro (Undip) secara nasional menduduki peringkat tercepat ke-3 dalam hal mendapatkan pekerjaan. Penilaian itu diberikan oleh lembaga pemeringkat internasional, QS, dari hasil survey terhadap lulusan perguruan tinggi yang ada di Indonesia.

Rektor Undip, Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum, mengatakan hal itu dalam live Instagram Kampus Chek di detik.com. Menurut Prof Yos, pengakuan yang diberikan oleh lembaga pemeringkat patut disyukuri karena di Indonesia ada sedikitnya 4.700 perguruan tinggi, sebagian besar di antaranya berbentuk universitas.

Dalam konteks perguruan tinggi yang masuk dalam ranking internasional, peringkat pertama tercepat lulusannya dalam memperoleh pekerjaan ditempati oleh ITB (Institut Teknologi Bandung), lembaga pendidikan tinggi teknik yang keberadaannya sudah sangat lama. Sedangkan peringkat kedua dan peringkat kedua diduduki Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta, dan Undip di posisi ketiga.

Untuk membantu alumni bisa dengan cepat memperoleh pekerjaan yang sesuai, Undip membangun kerja sama dengan ratusan perusahaan besar skala nasional maupun multinasional yang memiliki lapangan kerja berkapasitas 20.000 orang per tahunnya. Padahal, Undip setiap tahunnya rata-rata hanya meluluskan 11.000 orang dari program sarjana, magister, doktor serta program vokasi.

“Nah yang penting bagi calon mahasiswa adalah pilihlah perguruan tinggi yang lulusannya paling cepet dapat pekerjaan. Kalau kampusnya mentereng tapi lulusannya nganggur ya buat apa? Undip ke tiga tercepat yang lulusannya dapat pekerjaan. Didukung banyak perusahaan besar yang mampu menampung 20.000 tenaga kerja per tahun, sedangkan lulusan Undip 11.000 pertahun, jadi amanlah,” kata Prof Yos.

Meski berada di urutan ketiga, Prof Yos mengungkapkan secara keseluruhan total nilainya tak jauh berbeda, yaitu pada kisaran 15,8 – 27,5. Di aspek employerstudents connection (perusahaan aktif menyediakan lapangan kerja atau mengikuti kegiatan kampus dalam rangka memberi kesempatan positif untuk mahasiswa) Undip meraih nilai 77,8.  Itu artinya koneksitas Undip dengan beberapa perusahaan cukup baik, sehingga memberi peluang positif bagi mahasiswanya.

Yang pasti, Rektor Undip menekankan agar para calon mahasiswa untuk tidak takut kuliah di Undip. Kenapa? Karena di kampus ini tersedia berbagai program beasiswa, juga ada program magang kerja bagi mahasiswa dengan pendapatan sekitar Rp1 juta per bulan.

Hal senada diungkapkan oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kamahasiswaan Undip, Prof Budi Setiyono SSos MPo.Admin PhD, yang menyebutkan ada 45 institusi penyedia beasiswa yang bekerja sama dengan Undip. Kuota untuk penerima beasiswa di Undip mencapai sekitar 11.000 mahasiswa dengan total dana yang disalurkan sebesar Rp 65 miliar per tahun.

Budi Setiyono menegaskan bahwa bentuk beasiswa memakai beberapa skema, seperti bantuan tunai setiap bulan, bantuan uang kuliah, dan bantuan yang lebih spesifik. Prioritas bantuan ini, katanya, untuk mahasiswa kurang mampu yang mengajukan, dan bagi mahasiswa yang berprestasi di bidang akademik maupun bidang tertentu.

Mengenai pola pembelajaran Budi Setiyono mengatakan pada prinsipnya ada dua pola pembelajaran yang diterapkan Undip. Mendasarkan pada minat mahasiswa, ada dua jalur yaitu career (karir, profesional) dan job creator (pencipta lapangan kerja). Bagi yang konsen di jalur job creator, Universitas mendukung pengembangan mahasiswa menjadi pebisnis.

Sedangkan untuk mahasiswa yang memilih jalur karir, universitas menyediakan Undip Career Center, yakni sebuah lembaga yang mempersiapkan pengembangan karir. Lembaga ini dikelola secara profesional dan modern oleh PT Undip Citra Ciptaprima.

Acara Chek Kampus dipandu oleh Ara dan Dhila, yang keduanya juga merupakan alumni Prodi Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Keduanya mengaku bangga sebagai alumni Undip. Di acara ini juga dialkukan virtual tours ke sejumlah gedung kuliah dan fasilitas yang ada di Undip, dipandu mahasiswa berprestasi Undip, Berlian Shinta Faradiansyah.

Share this :
Exit mobile version