Semarang (9/10) – Pada hari ini dua calon guru besar Universitas Diponegoro paparkan hasil penelitiannya dalam rapat yang digelar oleh Senat Akademik. Rapat yang bertempat di Ruang Sidang Senat Akademik Undip ini dihadiri oleh Ketua, Wakil, dan Sekretaris Senat Akademik, beserta jajaran Dewan Profesor. Rapat Pleno Dewan Profesor Senat Akademik ini dimulai pada pukul 09:00 WIB dan ditayangkan melalui aplikasi Microsoft Teams.

Presentasi pertama dimulai dengan pemaparan dari Dr. Drs. Ngatno, M.M. dengan judul “Esensi, Paradigma, dan Model Orientasi Pasar Responsif dan Proaktif UKM di Indonesia”. Menurut Top 10 Asia Pacific’s Most Competitive Countries 2019, Indonesia berada di peringkat 23 sebagai negara yang pertumbuhan ekonominya dinamis. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan UKM di Indonesia yang berkontribusi besar untuk ekonomi dan negara. Adanya UKM menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran, namun masih memiliki kekurangan di bidang pemasaran. Perlu analisis orientasi pasar untuk meningkatkan inovasi, daya saing, dan kinerja perusahaan.

Saat ini, orientasi pasar berubah dari orientasi pasar responsif menjadi proaktif. Orientasi pasar proaktif menghasilkan inovasi yang eksploratif. Terjadinya pandemi ini menyebabkan pergeseran orientasi pasar, sehingga perlu dilakukan rekonseptualisasi untuk orientasi pasar yang baru menjadi digital marketing orientation dengan menyesuaikan teknologi komunikasi saat ini. Model e-marketing orientation ini terdiri dari dimensi filosofis, dimensi inisiasi, dimensi adaptasi, dan dimensi implementasi. Dosen FISIP Undip ini menyimpulkan tiga solusi di antaranya bagi pelaku UKM untuk meningkatkan orientasi pasar agar meningkatkan keunggulan daya saing, bagi pemerintah untuk memperbanyak pelatihan dengan bekerjasama dengan perusahaan market place, dan bagi peneliti untuk mengkaji orientasi pasar yang ada di Indonesia.
Acara dilanjutkan dengan presentasi bertema “Pendekatan Living Heritage Menuju Keberlanjutan Kota Islam di Pesisir Utara Jawa” oleh Dr. Ir. Atik Suprapti, MTA. Dosen Fakultas Teknik Undip ini meneliti living heritage (warisan yang merefleksikan adanya kehidupan asli) yang semakin tergerus nilai budayanya seiring zaman. Beliau meneliti beberapa kota di wilayah pesisir utara Jawa yang memiliki peninggalan budaya agama Islam. Kota-kota tersebut memiliki persamaan yaitu pola “Catur Sagatra” meliputi keraton, alun-alun, masjid, pasar, serta pemukiman di sekitarnya.

Tata ruang kota Islam Jawa, peran dominan “pesantren-kyai-masjid”, serta aktivitas ekonomi rakyat di dekat pasar dan alun-alun merupakan efek dari living heritage. Kota-kota dengan sejarah peninggalan Islam selain sebagai pemukiman juga berfungsi sebagai obyek wisata rohani. Artefak dan arsitektur peninggalan sejarah harus dilestarikan, dengan pemanfaat IT untuk keberlanjutan living heritage. Kerjasama dari pemilik bangunan, yayasan YM3SK, akademisi, sektor swasta, pengrajin kayu, serta pemerintah untuk konservasi berkelanjutan.

Bertambahnya jumlah calon guru besar disambut baik oleh Undip. Ketua Senat Akademik menyampaikan bahwa Undip berusaha mencapai target 25 guru besar pada tahun ini. Pada rapat hari ini merupakan calon guru besar Undip yang ke-17 dan ke-18. “Semoga sesuai dengan yang dicita-citakan dan semoga mencapai target”, pungkas Prof. Dr. Ir. Sunarso, M.S.

Share this :