SEMARANGUniversitas Diponegoro (UNDIP) menggandeng IHE Delft dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) untuk mewujudkan pengelolaan pesisir terpadu di 13 kabupaten dan kota yang ada di wilayah pesisir utara Jawa Tengah. Kegiatan yang relevan untuk wilayah Rembang sampai Brebes itu berfokus di Kota Pekalongan, sebagai pilot project sesuai dengan arahan Gubernur Ganjar Pranowo.

Keterpaduan pembangunan di wilayah pesisir diharapkan bisa meminimalisasi dampak sosial dan lingkungan seiring dengan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya melalui pengembangan industri rumah tangga dan industri kecil. Target penting lainnya adalah mengurangi dampak dan risiko akibat banjir yang menjadi tantangan utama bagi mereka yang tinggal di sepanjang wilayah pantai dari Brebes hingga Rembang.

Kota Pekalongan sangat tepat dipilih sebagai pilot mengingat wilayah ini mengalami dampak yang paling serius akibat banjir rob dan penurunan muka tanah di pesisir utara Jawa Tengah. Melalui kerjasama internasional multi sektor bertajuk ICZM (Integrated Coastal Zone Management) Grant Award Orange Knowledge Programme – Institutional Collaboration Projects yang didukung pendanaannya oleh Nuffic the Netherlands, selain dengan IHE Delft dan Pemprov Jateng, lembaga internasional lain yang terlibat adalah Deltares, Radboud University, keduanya dari Belanda.

Target kegiatan dalam jangka panjang meliputi 13 kabupaten dan kota yang berada di pesisir utara Jawa Tengah mulai dari Kabupaten Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Batang, Kota dan Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kota dan Kabupaten Tegal, hingga Brebes.

Project Director ICZM Undip, Dr Ing Wisnu Pradoto ST MT, mengatakan program tersebut dimulai sejak Maret 2019 dan akan berlangsung selama 3 tahun hingga Maret 2022. Dr Muhammad Helmi S.Si., M.Si.  dari Departemen Oseanografi dipilih sebagai Vice Project Director. “Untuk menjamin keberlanjutan program, selain melakukan kegiatan penelitian, pelatihan dan pendampingan dalam perencanaan dan pembangunan wilayah pesisir, output penting lainnya adalah pembentukan Center for ICZM di Undip,” kata Wisnu Pradoto, yang juga dosen di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Undip Jumat (26/2/2021).

Wisnu mengungkapkan Center for ICZM atau yang dikenal juga sebagai Pusat Pengembangan Wilayah Pesisir Terpadu telah berdiri sejak Maret 2020. Lembaga tersebut saat ini dipimpin oleh salah seorang dosen di Departemen Oseanografi Dr Aris Ismanto S.Si., M.Si. yang juga salah satu dari 7 anggota Tim ICZM Grant Award OKP ICP. Bertindak selaku Sekretaris Center adalah Priyo Nugroho Parmantoro ST M.Eng, staf pengajar di Departemen Teknik Sipil.

Anggota lain dalam tim ini adalah Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi Prof Dr Ir Ambariyanto M.Sc. yang berperan sebagai pembina; Dr Ir Bambang Purwanggono, M.Eng. selaku penanggung jawab kegiatan; Prof Dr Ir Syafrudin CES MT; dan Prof Dr Denny Nugroho Sugianto ST, M.Si. Melalui Center for ICZM ini peran dan kontribusi Undip dalam pengembangan wilayah pesisir secara regional dan nasional diharapkan akan semakin nyata. Hal itu selaras dengan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Undip yaitu Tropical and Coastal Region Eco-development atau Pengembangan Ekologis Wilayah Pesisir dan Tropis.

Selain program pelatihan bagi para pemangku kepentingan pengembangan wilayah pesisir, kontribusi lain program ini yang akan dilakukan pada tahun 2021 adalah memberi pendampingan teknis dalam penyusunan Kajian ICZM Kabupaten Brebes. Kedepannya, perlu disusun masterplan di masing-masing kabupaten dan kota yang ada pantai utara Jateng sehingga pengelolaan pesisir utara Jawa Tengah dapat terintegrasi. “Kegiatan ini memang membutuhkan dukungan multidisiplin dan multi sektor, analisisnya aspek fisik dan nonfisik perlu dilakukan secara komprehensif sesuai dengan kaidah ekologis dan pertimbangan sosial ekonomi, budaya, politik, hukum dan kelembagaan,” ujar Wisnu Pradoto.

Harapan ke depannya ICZM ini dapat sejalan dengan visinya untuk menjadi pusat unggulan (Center of Excellence) di bidang kajian pesisir. Di lingkup nasional, selain dengan jajaran pemerintah daerah di Jawa Tengah saat ini telah terjalin kemitraan antara ICZM Undip dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi , Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PUSDA) Provinsi Jatim, serta beberapa Balai Besar Wilayah Sungai. Di lingkup internasional telah dilakukan kolaborasi dengan Delegated Representative Water for Indonesia-the Netherlands, Witteven+Boss dan AKVO dalam beberapa kegiatan seperti Water as Leverage, Building with Nature, dan lain-lain.

Hingga akhir program di Maret 2022, target kegiatan yang telah ditetapkan adalah melatih sedikitnya 100 orang peserta yang berasal dari jajaran pemerintah kabupaten dan kota di pesisir utara Jawa Tengah. Wisnu mengakui rencana pelaksanaan pelatihan di tahun 2020 tertunda karena Pandemi Covid-19. “Tahun ini kita pastikan akan dilaksanakan. Bentuk kegiatannya kita sesuaikan dengan kondisi dan situasi,” tukasnya.

Share this :