SEMARANG – Dewan Profesor Senat Akademik Universitas Diponegoro (UNDIP) memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan Kawasan Kota Lama Semarang secara berkelanjutan melalui webinar yang menghadirkan para guru besar dan tokoh yang berkompeten. Selain sebagai narasumber, banyak profesor yang terlibat aktif dalam webinar bertema “Pengembangan Museum dan Kawasan Kota Lama Semarang Berbasis Pembangunan Berkelanjutan” yang dilaksanakan Jumat (16/4/2021).

Undip menurunkan dua guru besarnya secara langsung sebagai narasumber, yakni Prof Dr Dra Dewi Yuliati (Guru BEsar Sejarah di Fakultas Ilmu Budaya Undip), dan Prof Dr Ir Erni Setyowati MT (Guru Besar Fakultas Teknik Undip). Narasumber lain yang memberikan sumbangan pemikiran pada acara ini adalah Hilmar Farid PhD (Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan); Ir Diana Kusumastuti MT (Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), serta Walikota Semarang Hendrar Prihadi SE MM yang juga mahasiswa di Program Doktor Ilmu Sosial Undip.

Rektor Undip, Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum, saat memberikan sambutan dan membuka acara menegaskan untuk hal-hal yang strategis sudah seharusnya Dewan Profesor Undip terlibat. Tugas Dewan Profesor, kata Yos Johan, memang membahas hal strategis baik tingkat lokal, nasional maupun internasional. “Undip pun terpanggil mengkaji topik strategis pengembangan Kawasan Kota Lama Semarang yang berkelanjutan sebagai masukan kepada pemerintah. Harus ada road map sehingga bisa dilanjutkan para penerus,” katanya.

Menurut dia, Undip harus selalu bersinergi dengan Pemerintah Kota Semarang dan para pemangku kepentingan yang ada. Secara jujur Guru Besar Hukum Tata Negara ini mengakui tingginya minat masuk ke Undip salah satu faktor pendukungnya adalah persepsi bahwa Kota Semarang sangat cocok jadi tempat belajar, karena tenang, tidak ada kerusuhan atau demo besar.

Kondusivitas Kota Semarang juga yang mendukung Undip bisa terus menerus masuk dalam jajaran 5 PTN (Perguruan Tinggi Negeri) Terbaik sekaligus Terfavorit di Indonesia. Semarang terus bertumbuh menjadi tempat menimba ilmu yang bisa bersaing dengan kota lain.

Sementara itu Ketua Dewan Profesor SA Undip, Prof Dr Ir Purwanto DEA, menilai Kota Lama Semarang sudah berkembang menjadi salah satu magnet bagi wisatawan. Pembenahan  fisik, infrastruktur, dan kebudayaannya menjadi modal signifikan dalam pembangunan. Prof Purwanto berharap webinar ini menghasilkan masukan konstruktif untuk pembenahan dan pengembangan Kota Lama Semarang secara berkelanjutan.

Dalam diskusi yang dipandu Sekretaris Komisi C Dewan Profesor Undip, Prof Dr Dra Ari Pradhanawati MS; Walikota Semarang, Hendra Prihardi, menyatakan bahwa revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang merupakan hasil kontribusi banyak pihak. Kawasan yang semula kumuh dan suram karena banyak ditinggalkan para pemilik bangunan karena banjir, kini lebih terbuka dan terang.

Hendi – sapaan akrab Walikota Semarang, mengungkapkan hanya sekitar 10% dari pemilik bangunan di Kawasan Kota Lama Semarang yang menempati bangunannya terutama karena kawasan tersebut rawan banjir. Karena itu saat revitalisasi dilakukan target pertamanya adalah penanganan banjir. Hasilnya, pada periode 2013-2020 Kota Lama yang meliputi Little Netherlands, Kampung Melayu, Kampung Kauman dan Kampung Pecinan terhindar dari banjir. “Ada perubahan signifikan. Kawasan yang semula suram kumuh kini menjadi lebih terbuka dan terang,” ungkap dia.

Sedangkan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid PhD yang juga Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (2016-2021) berpendapat strategi yang relevan dengan Kota Lama adalah Historic Urban Landscape. Dalam konsep ini bangunan-bangunan yang ada dilihat secara keseluruhan sebagai satu kesatuan landscape. Pendekatan holistik dan terintegrasi antar pemangku kepentingan dipakai untuk mencapai tujuan pelestarian budaya, sosial dan ekonomi untuk pembangunan kota berkelanjutan.

Guru Besar Fakultas Teknik Undip, Prof Dr Ir Erni Setyowati MT, dalam paparannya menyimpulkan terdapat 6 variabel dalam pengembangan Kota Lama,  yaitu sejarah, arah dan kebijakan pemerintah, posisi dalam struktur ruang kota, maintenance bangunan/artefak, identity of corporation bahwa Pemerintah Kota bekerjasama dengan banyak  stakeholder dalam satu sistem yang dikemas dan dikelola oleh Pemkot, serta konsep keberlanjutan Kawasan. Parameter keberlanjutan meliputi peningkatan ekologi lahan, pergerakan dan konektivitas, manajemen dan konservasi air, pengelolaan limbah padat dan material, strategi kesejahteraan masyarakat, penghematan energi pada bangunan dan inovasi pengembangan Kawasan. Diingatkan agar pelaksanaannya menggunakan tenaga ahli yang tersertifikasi Greenship Associate. (tim humas)

Share this :