SEMARANG – Rektor Universitas Diponegoro (UNDIP) Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum berpendapat bahwa mahkota tertinggi dari universitas bukanlah dari peringkat-peringkat, namun kecepatan alumninya dalam memperoleh pekerjaan. Karena itu para wisudawan perlu berbangga karena lulusan Undip sudah mendapat pekerjaan kurang dari enam bulan setelah lulus.

Pernyataan itu disampaikan Rektor Undip, Prof. Yos Johan Utama SH., MHum., saat memberikan sambutan pada Hari Kedua Tahap Ketiga Acara Wisuda ke-162 Undip, Kamis (20/5/2021). ‘’Undip termasuk lima besar dari universitas yang lulusannya paling cepat mendapatkan pekerjaan, yakni kurang enam bulan. Ini karena didukung manajeman terbaik. Dari 12 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum atau PTN-BH yang ada di antara 140-an perguruan tinggi negeri, Undip nomer dua terbaik se Indonesia,’’ ulas Prof Yos pada acara yang disiarkan secara langsung di platform youtube.

Meningat pentingnya ukuran kecepatan dalam mendapatkan pekerjaan, pada acara wisuda sebelumnya Yos Johan juga pernah mendoakan agar semua lulusan Undip sudah mendapatkan pekerjaan sebelum ayam berkokok.

Selain kecepatan mendapatkan pekerjaan, Prof Yos meminta agar para wisudawan bangga karena lulus dari universitas yang terakreditasi A. ‘’Kalian harus bersyukur telah dididik di kampus yang terakreditasi A. Berbanggalah juga karena Anda lulus dari universitas yang terfavorit se Indonesia,’’ ujarnya, saat berorasi di Gedung Prof Soedarto, Tembalang Semarang.

Lebih lanjut Rektor mengatakan, seleksi dan kompetisi untuk masuk ke Undip sangat ketat. Sebagai gambaran, untuk Program Studi Kedokteran Gigi dari 1.500- 1.800 yang mendaftar, harus bersaing ketat untuk memperebutkan sembilan kursi. ‘’Makanya, Anda yang sudah terpilih dalam kampus Undip harus berbangga.’’

Pakar hukum tata usaha negara ini sekilas mengungkap sejarah Kampus Diponegoro yang dimulai dari posisinya sebagai rintisan universitas negeri. Di Indonesia Perguruan Tinggi Negeri memiliki tiga jenjang status, yakni Satuan Kerja (Satker). Badan Layanan Umum (BLU) dan PTN-BH.

PTN berstatus Satker dalam kegiatannya tidak memiliki otonomi sama sekali; sedangkan PTN dengan status BLU diberi otonomi terbatas; sementara PTN BH merupakan penyelenggara pendidikan tinggi yang memiliki otonomi penuh.  ‘’Di Indonesia ada sekitar  140 Perguruan Tinggi Negeri, hanya ada 12 PTN-BH dan Undip nomer dua diantaranya,’’ jelasnya.

Universitas yang populer disebut Undip dan menjadi perguruan tinggi papan atas di Indonesia ini, keberadaannya juga diakui tidak hanya di tingkat nasional tapi juga secara global. Mengacu pada peringkat Grenmetric, di tataran nasional Undip ada di urutan kedua, sementara di dunia berada di posisi 32 dari 900 perguruan tinggi yang masuk kompetisi UI Greenmetric 2021.

Dengan capaian dan prestasi yang ada, selayaknyalah kondisi ini membuat para lulusan bangga. “Kalian harus bangga dengan predikat baik Undip, dan banggalah kemampuan akademik yang dimiliki untuk bekerja secara profesional nantinya.’’

Yang pasti, meski harus lincah, inovatif dan mudah beradaptasi, alumni Undip harus selalu mendekatkan diri pada Tuhan. ‘’Sejak adanya Covid-19, seolah-olah tak ada harapan lagi, segala sektor terdampak. Lalu bagaimana menghadapinya, mungkin dampaknya bisa sampai lama, bahkan tujuh tahun. Namun kita berharap segera berakhir. Oleh karenanya, kalian juga harus siap,’’ Prof Yos mengingatkan.

Di tengah pandemi Covid-19, Undip tidak berdiam diri, namun menerapkan kebijakan welas asih, kasih sayang. Sebagai bentuk tanggung jawab untuk mengurangi dampak ekonomi yang akut, Undip menurunkan dan membebaskan uang kuliah mahasiswa. ‘’Undip selalu terdepan untuk memberi keringan pembayaran uang kuliah,’’ tukasnya. (tim humas)

Share this :