Site icon Universitas Diponegoro

Rektor UNDIP: Mahkota Guru Besar Terletak pada Kemampuan Mencetak Karya

Semarang – Rektor Universitas Diponegoro (UNDIP), Prof Dr Yos Johan Utama SH Mhum, menyatakan untuk menjadi guru besar tidaklah mudah dan perlu perjuangan. Jabatan tersebut bukanlah pemberian atau sekadar penghargaan saja, namun merupakan capaian akademik tertinggi karena kesungguhan dalam mengamalkan ilmu yang dimiliki.

“Sedikit kami berikan gambaran bagaimana perjuangan para guru besar, dimulai dari bolak-balik ke fakultas, revisi segala macam, kemudian ke atasnya naik ke PAK (Penilaian Angka Kredit – red) kemudian masuk  ke univesitas hingga ke senat untuk diperiksa lagi. Pemeriksaannya pun bukan hal akademiknya saja tetapi juga integritasnya. Maka tidak segan-segan senat akademik menolak seorang pengaju guru besar kalau integritasnya diragukan atau telah melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan integritas,” kata Prof Yos Johan saat memberi sambutan pada pengukuhan 3 guru besar di Gedung Prof Soedarto Tembalang, Kamis (27/5/2021).

Prof Yos mengungkapkan syarat-syaratnya untuk menjadi seorang guru besar banyak yang harus lengkap. Meski demikian, Rektor mengingatkan bahwa mahkotanya bukan tulisan Prof di depan namanya. “ Mahkota guru besar terletak pada kemampuan diri untuk terus mencetak karya-karya yang baik demi kemaslahatan umat manusia. Khususnya di bidang keilmuannya.”

Dia lantas menyitir ungkapan, kemanfaatan bagi umat manusia adalah hal yang sangat penting. “Saya teringat apabila kita menyelamatkan satu manusia maka akan sama dengan menyelamatkan seluruh manusia,” ujar Rektor.

Yang pasti, memasuki era global kehadiran profesor di sebuah perguruan tinggi sangat diperlukan. Undip berupaya menambah jumlah profesor dengan pelbagai program di hulu maupun di hilir, seperti menambah jumlah doktor dengan program beasiswa yang dibiayai sendiri oleh universitas. Karena untuk menjadi guru besar syarat dasarnya sudah lulus S3.

Selain mendorong para dosen untuk mengikuti studi lanjut di dalam negeri maupun luar negeri, Undip juga mendukung biaya penelitian dan pembimbingan pembuatan publikasi Internasional. Untuk meningkatkan kualitas, juga dilakukan pembenahan dengan memutakhirkan peralatan-peralatan tiap laboratorum.

Pada periode ini, Undip mengukuhkan 21 profesor baru yang dilaksanakan dalam 7 tahap pengukuhan.  Dimulai Selasa (25/5/2021) dengan mengukuhkan Prof Dr. Suharnomo, SE. M.Si. (FEB); Prof. Dr. Dra. Meiny Suzery, M.S. (FSM); dan Prof. Dr. Ir. Hargono, M.T (FT). Kemudian pada Kamis (27/5/2021) dilakukan pengukuhan untuk tiga guru besar dari Fakultas Sains dan Matematika (FSM) yaitu Prof. Dr. Kusworo Adi, S.Si., M.T.; Prof. Dr. Dra. Endah Dwi Hastuti, M.Si.; dan Prof. Dr. Dra. Dwi Hudiyanti, M.Sc.

Ketua Senat Akademik Undip, Prof. Ir. Edy Rianto, M.Sc. Ph.D, menyampaikan dengan dikukuhkan 3 guru besar baru ini diharapkan dapat merangsang muncul guru besar baru sebanyak-banyaknya. Hal ini sesuai program Rektor dan Undip dalam upaya mencetak guru besar yang baru khususnya melalui program percepatan guru besar.

“Jabatan guru besar adalah sebuah pengakuan negara atas kepakaran orang di bidang tertentu dan sekaligus tugas dan amanah bagi guru besar yang bersangkutan untuk menyebar ilmu yang dimilikinya kepada mahasiswa dan masyarakat luas. Kami sampaikan sekali lagi selamat kepada tiga guru besar atas pengkuhan guru besar semoga dapat bermanfaat,” Prof Edy Rianto mengingatkan. (tim humas)

Share this :
Exit mobile version