SEMARANG – Rektor Universitas Diponegoro (UNDIP), Prof Dr Yos  Johan Utama SH MHum, memberikan apresiasi kepada para mahasiswa anggota UKM UKSA-387 (Unit Kegiatan Mahasiswa Unit Kegiatan Selam Air) Universitas Diponegoro (UNDIP), yang turut serta dalam kegiatan penyelamatan dan pencarian korban tengggelamnya perahu wisata di Waduk Kedong Ombo Boyolali. Aksi yang dilakukan personel UKSA 387 dipandang Rektor sebagai kepedulian terhadap masalah kemanusiaan dan patut dijadikan contoh.

Sebagai bentuk apresiasi, Kamis (27/5/2021) Rektor mengundang tiga mahasiswa yang terlibat dalam operasi pencarian korban tenggelamnya peruahu ke kantornya. Pada kesempatan itu, Rektor memberikan piagam resmi dari Undip yang menyatakan mereka sebagai “Pahlawan Kemanusiaan”. Piagam tersebut diberikan secara langsung oleh Rektor kepada kepada Muhammad Ramadhan (S1 Oseanografi 2016), Bariq Nabil Ramadhan (S1 Ilmu Kelautan 2018, dan Zigro Taqwagie (S1 Ilmu Kelautan 2019).

Dalam pernyataannya, Prof Yos memuji tindakan yang dilakukan anggota UKSA 387 Undip. “Universitas menghargai yang Anda lakukan. Karena lebih mementingkan keselamatan jiwa orang lain. Kalian memiliki jiwa kepedulian kepada orang lain. Selaku Rektor saya berterima kasih Anda telah memberi contoh yang baik kepada mahasiswa lain dan orang lain,” kata Rektor.

Menurut dia, tindakan tiga mahasiswa Undip yang terjun langsung dalam penyelaman bersama Tim Search and Rescue (SAR) mencari korban tenggelamnya kapal wisata di Kedung Ombo pada Minggu (16/5/2021) pukul 09.30 WIB patut mendapat acungan jempol. Prof Yos berharap jiwa kepatriotan terus berkembang, juga kepedulian kepada masyarakat dan alam semesta.

Rektor mengatakan, semua kegiatan mahasiswa dan dosen di bidang kemanusiaan merupakan bentuk nyata dari Tri Dharma Undip kepada masyarakat. Karena itu, universitas pun selalu mensupport dan mendorong sivitas akademika untuk melakukan aksi-aksi sosial dan kemanusiaan.

Salah satu personel yang mendapat penghargaan, Muhammad Ramadhan, mengatakan keikutsertaan dalam operasi kemanusiaan yang terjadi pada Libur Lebaran lalu atas ajakan Tim SAR Jateng. UKSA 387 sudah sejak lama berpartisipasi pada operasi kemanusiaan, khususnya yang membutuhkan keahlian menyelam.

Ramadhan dan Nabil melakukan penyelaman sampai kedalaman 25 meter, sementara Zigro siaga di lokasi musibah untuk melakukan monitoring dan komunikasi dengan dua rekannya yang melakukan penyelaman. ‘’Jadi  untuk relasi dengan SAR sudah lama. Terutama terkait dengan yang evakuasi di perairan,  dari Tim SAR Jateng, kita sering dilibatkan,’’ jelasnya.

Saat terjadi musibah kecelakaan pesawat Lion Air pada 29 Oktober 2018, di Laut Jawa sebelah utara Karawang Jawa Barat, UKSA 387 juga mengirim personelnya ke sana. ‘’Kami menerjunkan anggota ke sana. Sebenarnya sudah sangat sering kami ikut berpartisipasi dalam kegiatan penyelamatan dan pencarian.”

UKM UKSA-387 Undip berdiri  sejak Maret 1987. Saat ini jumlah anggota aktifnya sekitar 25 orang.  Ada lima peminatan di dalam wadah UKM ini, yakni scientific diving (kegiatan penyelaman yang berhubungan dengan ilmiah), underwater photography, underwater work (berhubungan dengan pekerja komersial), SAR, dan kejuaraan (atlet). Para anggota UKSA semuanya memiliki lisensi selam.

Untuk pelatihan, khususnya yang berhubungan dengan SAR, dilakukan oleh kakak-kakak senior. ‘’Kita dilatih untuk mencari korban di dalam air, penyelamatan pertama pada korban yang ditemukan, dan lain-lain. Sehingga tim terbiasa membantu kecelakaan di dalam air,” Zigro menuturklan.

Sementera itu Nabil menambahkan, jika dalam setiap terjun ikut evakuasi korban di perairan, UKM UKSA-387 punya alat sendiri. ‘’Kita punya alat selam sendiri, ketika dapat panggilan, maka kita siapkan alat sendiri. Kita juga punya base camp sendiri. Namun kalau perahu karet memang belum ada. Kalau di lapangan, ada tim SAR maka kita pakai kapal mereka,’’ jelas Nabil yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua dalam UKM UKSA-387 ini.

Untuk latihan, tim memiliki jadwal yang kontinyu. Biasanya, tim berlatih di kolam renang Kodam IV/Diponegoro dan juga di sejumlah perairan. Keanggotaan UKSA terbuka bagi mahasiswa Undip dari semua fakultas. Dikutip dari manunggal.undip.ac.id, lahirnya UKM UKSA-387 karena besarnya keinginan dan rasa penasaran serta kuatnya jiwa berpetualang di bawah air. Alumni pertama UKSA-387 di antaranya Gatot (Fakultas Hukum), Antok (FIPK), Rifki (Fakultas Kedokteran) & beberapa mahasiswa dari jurusan Teknik Sipil, yang bersepakat untuk membentuk UKM selam.

Pada masa-masa awal ini hampir setiap bulan UKSA-387 mengadakan ekspedisi ke berbagai pulau di jawa seperti Kepulauan Karimunjawa, Pulau Nusa Kambangan, Pulau Bawean, dan Kepulauan Seribu. Ekspedisi tak jarang pula dilakukan di luar Pulau Jawa seperti di Sanur, Nusa Penida di Pulau Bali, dan Gili Air, Trawangan, Meno, Sugiri, dan Lombok Timur, di Pulau Lombok. (tim humas)

 

Share this :