Site icon Universitas Diponegoro

dr. Satrio Adi Wicaksono, Sp. An (Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif RSND Undip): Prone Position Dapat Meningkatkan Oksigenasi Bagi Pasien Covid-19

Akhir-akhir ini banyak kasus pasien Covid-19 yang mengalami penurunan saturasi oksigen saat melakukan isolasi mandiri. Salah satu gejala yang paling mengkhawatirkan adalah kesulitan pernapasan. Para ahli menyarankan untuk melakukan prone position sebagai pertolongan pertama yang dapat dilakukan pasien Covid-19 untuk menambah saturasi oksigen. Prone position ini dapat membantu pasien yang mengalami sesak napas dan dianjurkan bagi mereka yang saturasi oksigennya rendah tapi harus menjalani isolasi mandiri (isoman).

“Prone position adalah posisi tengkurap, karena menghasilkan ventilasi yang aman dan dapat meningkatkan oksigenasi. Prone position bisa kita lakukan di rumah, dengan tidur tengkurap dan  diatur nafasnya pelan-pelan, nanti lama-lama enak. Jika durasinya dilakukan kurang lebih   satu jam, saturasinya akan naik dan memperbaiki oksigenasinya” tutur dr. Satrio Adi Wicaksono, Sp. An., Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Universitas Diponegoro.

Menurut dr. Satrio, prone position bisa divariasi dengan tidur miring, tidur dengan posisi setengah duduk. Sedangkan bagi ibu hamil memang sulit, namun bisa dilakukan tidak sampai tengkurap tetapi miring ke kiri, posisi miring ke kiri akan membuka jalur aliran darah.

Mengenai pasien yang positif Covid-19 dan melakukan isoman, dr. satrio berpesan agar mereka memantau diri sendiri dan lingkungan, memahami pengetahuan tentang isoman, mengetahui tanda-tanda bahaya dan kapan harus segera ke fasilitas kesehatan. Kegiatan harian yang dilakukan, antara lain berjemur 10 sapai 15 menit antara pukul 10 pagi sampai dengan pukul 1 siang, cuci tangan dengan air mengalir, olahraga rutin, makan makanan bergizi seimbang, memisahkan cucian kotor dengan pakaian kotor keluarga lainnya, mencuci alat makan sendiri, termasuk kamar terpisah dengan keluarga yang negatif, memeriksa suhu tubuh, laju nafas, mengecek saturasi rutin setiap pagi dan malam serta selalu berdoa.

“Lakukan obeservasi atau pemantauan terhadap diri sendiri di rumah, mengkonsumsi vitamin C, D dan Zinc serta berjemur.  Bila ada gejala batuk atau kesulitan nafas diobservasi dulu, dicoba dengan prone positon, jika gejala semakin berat segera laporkan ke petugas kesehatan atau langsung ke fasilitas kesehatan terdekat, jangan takut, rileks tetapi tetap waspada menghadapi Covid ini. Yang paling penting adalah selama isolasi harus tahu kemampuan dan pemantauan diri sendiri kapan kita harus tetap di rumah, kapan harus mulai berhati-hati dan berfikir untuk ke fasilitas kesehatan dengan melihat tanda-tanda gejalanya” pungkasnya. (Linda Humas)

 

 

 

Share this :
Exit mobile version