SEMARANG – Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (UNDIP) bertekad menjadi pusat pengembangan psikologi berbasis keluarga Indonesia yang adaptif terhadap perubahan zaman yang terbesar di Asia Tenggara, sesuai visi yang sudah dicanangkannya. Visi tersebut ditargetkan bisa terwujud di tahun 2025. Dekan Fakultas Psikologi Undip, Prof. Dian Ratna Sawitri S.Psi., M.Si., Ph.D., mengatakan hal itu dalam rangka Dies Natalis ke-26 Fakultas Psikologi UNDIP.

“Tekad tersebut juga menyatu dengan visi Undip menjadi excellent research university. Menjawab dinamika yang ada, Fakultas Psikologi Undip sejak tahun 2020 menyesuaikan penekanan pada visi dan misi yang sudah dicanangkannya. Di antaranya dengan lebih mengarah ke kancah internasional, memakai indikator baru dalam pengukuran capaian, dan tidak lagi activity-oriented, namun menekankan quality and goal oriented. Penyesuaian-penyesuaian tersebut mengandung implikasi penyelenggara pendidikan harus tahu lulusan seperti apa yang akan dihasilkannya. Dalam program penelitian dan pengabdian masyarakat pun, targetnya bukan hanya apa yang dihasilkan, tapi menyangkut outcome-nya juga. “Kita perlu mengembangkan kolaborasi dan kerja sama, namun harus dilakukan dengan tata kelola yang akuntabel, untuk menjaga sustainability fakultas,” kata Sawitri, Jumat (27/8/2021).

Untuk mewujudkan visinya, Fakultas Psikologi UNDIP memiliki Pusat Pemberdayaan Keluarga (PPK), sebuah pusat studi yang secara profesional bergerak di bidang pemberdayaan keluarga melalui riset-riset keluarga Indonesia, pengembangan program psikoedukasi dan intervensi pemberdayaan keluarga, serta program pengabdian dan pembinaan pada kelompok masyarakat. “PPK Undip berperan melakukan kajian untuk memahami keluarga Indonesia, potensi problematikanya, nilai-nilai kearifan yang lokal pada keluarga yang dapat dikembangkan dan hal-hal yang berkaitan dengan itu,” dia menambahkan. Pusat studi pendukung lain yang juga bersinergi mendukung pencapaian visi dalah Center for Career and Capacity Development Center (CAREERS), Aging Research Center (ARC), dan Center for Experimental and Psychometrics Studies (CEPS).

Fokus kajian tentang keluarga Indonesia saja, menurut mantan mahasiswa angkatan pertama Psikologi Undip ini, sudah sangat luas cakupan dan implikasinya. Dia mengingatkan keragaman budaya yang ada di Nusantara yang membuat bentuk keluarga di Indonesia di satu wilayah dan wilayah lain memiliki ciri-ciri yang berbeda. “Keragaman ini menjadi kekayaan sekaligus tantangan,” ungkapnya.

Saat ini, Fakultas Psikologi Undip merupakan jurusan yang paling diminati oleh para calon mahasiswa. Sawitri mengaku bangga atas pencapaian tersebut, dan menegaskan itu semua hasil kerja kolektif yang merupakan hasil peran serta keluarga Psikologi UNDIP, baik itu mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, alumni, dan dukungan universitas serta stakeholder.

Menurutnya banyak faktor yang membuat Fakultas Psikologi jadi pilihan, diantaranya adalah branding aktif dan cerdas yang mampu menarik minat tinggi calon mahasiswa. Juga peran aktif dan kiprah dosen di masyarakat, prestasi mahasiswa di level nasional dan internasional, dan peran alumni di dunia kerja, serta penyajian informasi kegiatan fakultas ke masyarakat yang dikelola tim humas profesional. “Fakultas Psikologi UNDIP juga telah berhasil menunjukkan daya saingnya di era modern ini,” imbuhnya.

Wakil Rektor I bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Budi Setiyono, S.Sos., M.Pol.Admin., Ph.D

Wakil Rektor 1 Undip Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Budi Setiyono Ph.D, saat memberikan sambutan pada acara Talkshow “Bersinergi Membangun Negeri” yang digelar Fakultas Psikologi UNDIP dalam rangka Dies Natalis ke-26, mengharapkan agar terus berbenah dan mengembangkan diri untuk bisa menghasilkan lulusan yang kompeten. Beliau cukup bangga dengan sepak terjang Fakultas Psikologi yang mendukung penuh visi UNDIP dan pemenuhan IKU Kemendikbudristek.

Prof Budi Setiyono mengingatkan bahwa kepercayaan masyarakat yang tinggi, yang membuat Fakultas Psikologi Undip sebagai fakultas yang difavoritkan masyarakat, harus direspon dengan pembenahan dan peningkatan kemampuan untuk menghasilkan lulusan yang kualitasnya tidak diragukan. Lulusan yang memiliki kompetensi, berkarakter COMPLETE dan mampu bersaing di era global. (tim humas)

Share this :