Site icon Universitas Diponegoro

UNDIP Jalin Kerja Sama Dengan Universitas dari Lima Benua

SEMARANG – Universitas Diponegoro (UNDIP) menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi bereputasi yang berasal dari lima benua untuk mendorong percepatan peningkatan mutu pendidikan, pengajaran, riset serta pertukaran mahasiswa dan pemberian beasiswa. Kerja sama tersebut juga bagian dari upaya membawa Undip masuk dalam jajaran world class university.

Sedikitnya ada 118 perguruan tinggi bereputasi yang sudah secara resmi melakukan kerja sama dengan Undip. Kerja sama dengan perguruan tinggi bereputasi dari berbagai belahan dunia itu bisa dimanfaatkan oleh seluruh unit kerja yang ada. Data yang tercatat per awal September 2021, dikelompokkan per benua, sebanyak 80 perguruan tinggi di Asia, dari Eropa 21 perguruan tinggi), tujuh perguruan tinggi dari Australia dan sembilan Perguruan Tinggi dari Amerika Serikat, dan beberapa perguruan tinggi di Afrika dalam kerja sama khusus.

“Selain kerja sama dengan perguruan tinggi bereputasi, Undip juga melakukan kerja sama dengan lembaga swasta dan lembaga independen. Sehebat apapun sumber daya yang dimiliki, semua lembaga punya keterbatasan. Karena itu membangun kerja sama, kolaborasi adalah sebuah keniscayaan,” kata Ymt Wakil Rektor 3 Bidang Komunikasi dan Bisnis Undip, Dwi Cahyu Utomo SE, MA, PhD; Senin (6/9/2021).

Dwi Cahyo menegaskan, semua kerja sama dilakukan dalam posisi setara, saling memberi dan menerima, meski perspektif dan cara pandangnya bisa saja berbeda. Karena itu, luasnya jaringan kerja sama yang dimiliki Undip bisa dimaknai juga sebagai “kontribusi Undip di tataran internasional”.

Secara tegas dia menepis persepsi kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri sebagai upaya penguatan pendanaan semata. Menurut dia, itu pemahaman lama yang sudah tidak relevan lagi. “Dalam semua kerja sama pasti keduanya mendapatkan manfaat. Undip juga memberikan beasiswa kepada mahasiswa asing untuk belajar di sini,” ungkapnya.

Mengenai masih banyaknya kerja sama dengan universitas di Asia, hal itu karena memang ada kesamaan kebutuhan dalam pengembangan. Misalnya dalam riset, karena di wilayah yang berdekatan, cakupan risetnya menjadi lebih kuat. Juga karena kesamaan obyek penelitian, karena kondisi alam yang mirip, itu salah satu penyebab kerjasama regional lebih menonjol.

Mengacu data yang ada, jika dirinci per negara di kawasan Asia, Undip menggandeng 8 universitas di China, Iran (2 perguruan tinggi/PT), India (2), Jepang (13), Kazakhstan (1), Korea (10), Malaysia (8), Filipina (3), Pakistan (1), Singapura (1), Taiwan (17), Thailand (5), Timor Leste (2), Turki (5), dan Vietnam (2), dan dengan SEAMEO Regional Centre for Tropical Biology. Perguruan tinggi di Asia yang menjadi mitra Undip diantaranya Universiti Kebangsaan Malaysia, Chiba University Jepang, Toyohashi University Jepang, dan Tunghai University Taiwan.

Untuk kawasan Eropa, mitra kerja sama Undip berada di Belanda (4 PT), Inggris (5), Itali (1), Jerman (2), Kroasia (1), Rusia (1), Swiss (1) dan Prancis (5). Beberapa nama universitas terkemuka yang menjadi mitra Undip di Erpa di antaranya Erasmus University Rotterdam Belanda, University of Applied Sciences and Arts Nortwestern Switzerland Swiss, The University of Trento Italy, University of Birmingham United Kingdom Inggris, dan Universite De Poitiers Perancis.

Untuk benua Amerika, beberapa PT yang menjadi mitra Kampus Diponegoro di antaranya adalah The University of California Davis, Trusteers of Boston University, Oklahoma State University, dan The University of Wyoming, Laramie. Sedangkan di Benua Kanguru adalah Griffith University , The University of Queensland, Murdoch Childrens Research Institute, Curtin University, Universitas Canberra, The University of Newcastle, dan Queensland University of Technology.

“Membangun kerja sama, sudah pasti untuk membangun networking. Juga untuk saling berbagi kekuatan baik itu sumber daya, sistem atau yang lainnya yang dimiliki masing-masing perguruan tinggi. Dalam praktik penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, masing-masing universitas memiliki kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu, dalam peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi kerjasama perlu dilakukan,” tukasnya. (tim humas).

Share this :
Exit mobile version