,

Prodi Doktor dan Magister Sejarah UNDIP Selenggarakan Webinar Menggagas Pendekatan Baru dalam Penulisan Sejarah

Program Studi (Prodi) Doktor dan Magister Sejarah menyelenggarakan webinar “Menggagas Pendekatan Baru dalam Penulisan Sejarah Indonesia” ( 25/9), yang merupakan forum untuk mendiskusikan berbagai pendekatan dalam penulisan sejarah.

Acara dibuka oleh Ketua Departemen Sejarah, Dr. Dhanang Respati Puguh, ia menyampaikan terima kasih kepada Dr. Sri Margana, M. Hum., M. Phil. dari Universitas Gadjah Mada dan Prof. Dr. Yety Rochwulaningsih, M. Si. dari Universitas Diponegoro yang telah bersedia untuk berbagi ilmu kepada para peserta webinar.

“Webinar kali ini merupakan suatu respons di tengah kemandekan, yang disebut kemandekan perspektif atau mungkin juga kemandekkan pendekatan sejak Prof. Sartono mencetuskan pendekatan multidimensional yang kemudian dilabeli pendekatan ilmu sosial yang terus menjadi perdebatan. Saat ini, perdebatan mengenai pedekatan dalam penulisan sejarah sangat jarang dilakukan. Sehingga Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono sebagai Ketua Prodi S2 dan S3 Sejarah menyelenggarakan webinar mengenai pendekatan baru dalam penulisan sejarah” tutur Dr. Dhanang.

Sementara itu, Dr. Alamsyah selaku Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Budaya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Departemen Sejarah, baik Prodi S1, S2, dan S3 Sejarah yang sangat produktif menyelenggarakan webinar dalam berbagai kemasan dan topik untuk mendukung peningkatan keilmuan.  “Saya kira ini adalah upaya konstruktif di luar kurikulum terkait pencerahan ilmu sejarah dari berbagai perspektif” ungkapnya.

Dalam materi yang disampaikan oleh Dr. Sri Margana mengenai pendekatan alternatif dalam menulis sejarah Indonesia dengan judul Historiografi Indonesia: Dari Nasionalisme ke Globalsentris, ia mengatakan pengkajian dan penulisan tentang sejarah Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama jika ditilik dari sisi keragaman tema, kedalaman analisis, dan kekayaan substantif. Perkembangan tersebut, menurut Dr. Sri Margana tidak diimbangi dengan pemikiran-pemikiran historiografi alternatif dari aspek metodologi dan filsafat kesejarahan yang sebenarnya telah dipertanyakan dan menjadi mandat pokok dalam Seminar Sejarah Nasional I di Yogyakarta pada 1957.

“Adapun permasalahan utama dalam historiografi Indonesia modern saat ini adalah kemandekan sentrisme dan perspektif. Eksklusifitas sejarah nasional harus ditinggalkan dengan menekankan pada aspek global sebagaimana dilakukan oleh para sejarawan dari Eropa dan Amerika pada 1980-an. Sejarah Indonesia harus ditulis dengan kecenderungan berfikir global. Beberapa model yang dapat dikembangkan antara lain, Comparative History, Transnasional History, World System Theory, Post Colonial Theory, Multiple Modernity, dan World History” terangnya.

Selanjutnya, Prof. Dr. Yety Rochwulaningsih membahas  persoalan yang cukup strategis dalam ranah praksis, yaitu mengenai pendekatan ilmu sosial dalam penelitian sejarah. Ia menuturkan pendekatan yang digunakan oleh para sejarawan kurang kuat. Pendekatan yang dimaksud adalah menyangkut “alat” dan “perangkat” yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang diteliti. Pendekatan tersebut akan berujung pada novelty. Pada tahap awal, peneliti perlu menetapkan pendekatan/approach. Hal itu karena data sejarah (sumber sejarah) yang diperolah sering kali tidak utuh. Oleh sebab itu, agar sumber-sumber tersebut dapat berbicara, perlu ada intervensi intelektual. Untuk melakukan intervensi inteletual itulah dibutuhkan alat berupa konsep dan teori yang secara implisit merupakan manifestasi dari pendekatan.

“Topik ini disampaikan berdasar pada keprihatinan sebagai orang yang pernah belajar sejarah bagaimana kondisi terkini perkembangan bidang sejarah yang secara objektif tertinggal dilihat dari jumlah riset dan publikasi para sejarawan di sitasi yang secara kualitas dan kuantitas masih harus terus ditingkatkan” papar Prof. Yety.

Pendekatan melalui penggunaan konsep atau teori dapat membantu peneliti melakukan eksplanasi secara tuntas, komprehensif, dan kritis. Beberapa pendekatan dalam penelitian sejarah yang paling mungkin dilakukan adalah dengan ilmu-ilmu sosial dan humaniora lain, seperti sosiologis, antropologis, politikologis, dan sebagainya. (Rafngi Sejarah/Linda Humas)

Share this :

Kategori

Arsip

Berita Terkait