SEMARANG- Anda seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau pegawai perusahaan swasta yang segera memasuki masa pensiun atau purna tugas? Kalau Anda merasa merasa bingung, mudah lelah, dan mudah marah, itu kemungkinan mengalami stres atau post power syndrome menghadapi masa purna tugas.

Menyikapi fenomena yang banyak dialami sejumlah orang, Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (UNDIP) menggelar webinar untuk mencarikan  solusi bagaimana cara mengatasinya dan untuk memberi recovery bagi seseorang untuk  lebih siap dalam menghadapi masa purna tugas. Webinar tersebut  mengusung tema Persiapan PNS Menghadapi Masa Purna Tugas, yang diselenggarakan oleh bagian Aging Research Center (ARC), Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, pada Sabtu  (25/9/2021).

Dekan Fakultas Psikologi Undip, Prof. Dian Ratna Sawitri S.Psi., M.Si., Ph.D, saat memberi sambutan mengatakan, ARC merupakan salah satu dari empat pusat studi yang ada di Fakultas Psikologi Undip.  Kegiatan ARC ini diharapkan ke depan dapat bersinergi dengan Undip khususnya Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia  (BPSDM)  yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM), untuk mudah dalam melakukan aktivitas bersama.

Lewat webinar dengan menghadirkan  pakar di bidangnya, harap Sawitri, bisa memberikan masukan dan solusi terkait fenomena yang ada. Termasuk dengan mengusung tema kali ini, yakni terkait dengan persiapan seseorang saat memasuki masa pensiun, supaya tidak stress, namun lebih siap.

Program ini juga mendukung implementasi SDGs nomor 3 (Good Health and Well-being), nomor 4 (Quality Education), dan nomor 17 (Partnership for the Goals). Dalam kesempatan ini, Prof. Dian Ratna Sawitri mengutip pepatah “Age isn’t how old you are but how old you feel’’  yang diambil dari Gabriel García Márquez, Memories of My Melancholy Whores.

Pergi ke pasar membeli sabun, Untuk dipakai biar wangi, Daripada di rumah manyun, Ayo ikut webinar ini.

Pergi ke kota jalannya padat, Mampir ke pasar kalaulah sempat, Hari Sabtu kita penuh semangat, Semoga Bapak dan Ibu selalu sehat….

Sebagai narasumber tunggal dalam webinar ini Drs. Budi Wibowo, M.Si, yang merupakan Widyaiswara Ahli Utama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD )Provinsi Jawa Tengah.  Sedangkan sebagai moderator adalah Ketua ARC Undip yang merupakan pakar Psikogerontologi, Dr. Yeniar Indriana, MS. Psikolog.

Budi Wibowo dalam kesempatan ini mengusung tema  Persiapan PNS Menghadapi Masa Purna Tugas. Menurutnya, pensiun biasanya saat memasuki usia 58 tahun, 60 tahun dan 65 tahun. Pensiun saat usia 58 tahun diberlakukan bagi pejabat administrasi, pejabat fungsional ahli muda, ahli pertama, dan pejabat fungsional ketrampilan. Untuk usia 60 tahun berlaku bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional madya. Sedangkan 65 tahun berlaku untuk pejabat fungsional ahli utama usia (sesuai peraturan Perundang-Undangan).

Lantas apa yang perlu disiapkan? Biasanya seseorang yang akan memasuki pensiun adalah menyiapkan dokumen kelengkapan usulan pensiun dan pastinya adalah merencanakan kegiatan di masa pensiun. ‘’Segalanya akan berubah ketika kita sudah pensiun. Namun, manajemen waktu yang baik akan membuat kita terarah serta memiliki hal yang membahagiakan. Ada beberapa pilihan aktifitas yang bisa kita lakukan seperti bersantai ria menunggu waktu senja. Atau berani menghadapi risiko untuk mengambil tantangan baru,’’ jelasnya.

Di satu sisi, saat pensiun memang seseorang akan kehilangan mata pencaharian, kehilangan status, kehilangan relasi, dan kehilangan pekerjaan formal.  Namun dia menyarankan, seseorang harus sadar dan jangan stress saat memasuki hal itu. Pasalnya, umur yang menua tidak bisa ditolak.

‘’Karena itu mutlak dilakukan persiapan sejak dini untuk menghadapi masa pensiun. Tidak lagi menunggu ketika masa pensiun hanya tinggal 1-2 tahun lagi. Semakin cepat kita menyiapkan diri menjemput masa pensiun, akan semakin tertata dan nyaman kehidupan nantinya,’’ katanya.

Pensiun bukan berarti saat-saat dimana kita harus mencari waktu, tapi sebaliknya, bagaimana kita memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk kehidupan kita selanjutnya.  Selain memanfaatkan waktu, bagi yang suka tantangan, memang bisa membuat suatu yang baru, semisal usaha.

Saat ini, perhatian Pemerintah Daerah dalam mengantar PNS yang akan memasuki masa pensiun sangat baik. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan leading sector BKD Provinsi Jawa Tengah setiap tahun selalu menyiapkan anggaran sebagai upaya mencetak wirausahawan setiap tahun dari birokrat yang akan pensiun sehingga berpeluang membuka lapangan kerja yang adaptif dan berperan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Jawa Tengah.

Kegiatan tersebut melibatkan peran BUMN/BUMD di Jawa Tengah terkait bidang kesehatan, permodalan, ketenagakerjaan serta para assesor dari Perguruan Tinggi, praktisi maupun para ulama pimpinan Pondok Pesantren.

Kegiatan berupa Pembekalan Bagi PNS yang akan memasuki Purna Tugas selama 3 hari berupa Pembekalan yang berkaitan dengan persiapan Psychis melalui ESQ, dan pembekalan Kewirausahaan yang dilanjutkan peninjauan dan praktek lapangan di sentra-sentra industri UKM/UMKM di wilayah Jawa Tengah, dan DIY.

Salah satu dukungan dalam program permodalan adalah Program Mitra 25  yang dikelola oleh PT. Bank Jateng berupa penyediaan permodalan kewirausahaan dengan Suku bunga 7% per tahun efektif atau setara 3,72% flat per tahun tanpa agunan. Sasaran kegiatan adalah mencetak Purna Tugas (Pensiunan PNS) BERKUALITAS, yaitu berkarya, kuat, spiritual, inovatif, dan sejahtera.

‘’Intinya, kita harus bisa membangun kualitas kehidupan dengan lebih baik di usia senja (masa emas). Yakni melalui manajemen pengelolaan keuangan, bisa juga dengan optimalisasi potensi diri lewat entepreneurship, atau strategi menyusun bisnis. Mencari tambahan penghasilan harus sesuai dengan kondisi pensiunan dan hobi, dan yang utama adalah mencukupkan diri dengan selalu bersyukur,’’ paparnya.

Dia memberi contoh, bagaimana pemilik bisnis usaha ayam Kentucky Fried Chicken (KFC), Kolonel Sanders, yang mulai merintis usaha KFC-nya di saat  usia 65 tahun, dengan keadaan serba kekurangan. Juga memulai usaha hanya dengan US $ 105 dan mengembangkan resep ayam goreng dari ibunya. Belum lagi, mengalami penolakan sebanyak 1.009 kali saat menawarkan produknya. Namun kini sukses  dengan memiliki cabang di hampir semua negara. (tim humas)

Share this :