SEMARANG – Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip) melakukan Penandatangan Perjanjian Kerjasama (PKS) untuk mendampingi 18 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk meraih status sebagai Pusat Keunggulan (PK), Kamis (23/12/2021). Kerja sama tersebut merupakan bentuk pengabdian masyarakat dari civitas akademika Undip.

Dekan Sekolah Vokasi Undip, Prof Dr. Ir.Budiyono, M.Si, mengatakan 18 SMK tersebut sebagian besar ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah, dan sebagian ada wilayah Provinsi Jawa Barat. PK yang melakukan kerja sama. ”Kegiatan pendampingan SMK PK yang dilakukan Sekolah Vokasi Undip dilakukan sejak 14 Juli 2021 sampai 31 Desember 2021. Kami bersepakat menindaklanjuti kegiatan pendampingan tersebut melalui kerjasama dalam rangka mengembangkan Tri Darma Perguruan Tinggi,” kata Prof. Budiyono seusai penandatanganan kerja sama.

Disebutkan, Program SMK PK merupakan salah satu program prioritas dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Tahun 2021. Tujuannya adalah mendukung pengembangan SMK dengan program keahlian tertentu agar mengalami peningkatan kualitas dan kinerja, dengan cara memperkuat kemitraan dan penyelarasan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), serta memperkuat kerjasama dengan pemerintah daerah setempat dan perguruan tinggi vokasi sebagai pendamping.  ”Tujuannya adalah SMK PK menjadi SMK rujukan, pusat peningkatan kualitas dan kinerja pada SMK lainnya,” jelasnya.

Adapun ruang lingkup perjanjian kerja sama ini menggunakan sistem harmonisasi antara Program Studi di Sekolah Vokasi yang terlibat dan jurusan yang ada pada SMK PK dengan bidang ilmu terkait pada Prodi D4/S1 Terapan Sekolah Vokasi Undip. Dengan kerja sama ini lulusan SMK PK bisa melanjutkan kuliah di Sekolah Vokasi Undip ”Memang saat ini, di Indonesia pendidikan vokasi masih belum menjadi idola. Namun pemerintah terus melakukan terobosan agar sekolah vokasi menjadi idolanya anak-anak muda.”

Kondisi tersebut berbeda dengan yang terjadi di sejumlah negara maju. Misalnya, di Jerman, di sana pendidikan vokasi menjadi idola. Sebagai contoh, di Jerman anak-anak lulusan SMA/SMK dan sederajat, banyak yang masuk kuliah di pendidikan vokasi. “Ini tantangan bagi Undip dengan menyiapkan sekolah vokasional yang maju seperti  negara maju,” urainya.

Mengacu data yang ada, di Indonesia baru tercatat sebanyak 8.5 persen mahasiswa vokasi. Kondisi ini dirasa kurang menggembirakan, karena idealnya minimalnya jumlah mahasiswa vokasi sama dengan mahasiswa akademik.

Sementara itu Kordinator Dosen Sekolah Vokasi Undip untuk SMK PK, Dr. Seno Darmanto, S.T., M.T., mengatakan ada delapan plus program dalam pendampingan yang dilakukan Sekolah Vokasi Undip pada SMK PK tersebut. Masing-masing adalah pendampingan penyelarasan kurikulum, guru tamu, magang guru, magang praktek kerja lapangan (PKL) bagi siswa, pendampingan praktek kejuruan, pendampingan update teknologi, fast track setara D1/D2 dan kegiatan lain yang mendukung program atau membangun ekosistem merdeka belajar.

Sedangkan plusnya adalah pendampingan sertifikasi untuk guru dan siswa SMK, pendampingan riset terapan terutama mendukung teaching factory dan pendampingan kaitannya dengan alumni SMK dalam bekerja, melanjutkan kuliah, dan juga wirausaha. Juga adanya beasiswa bagi peserta didik, sarana dan prasarana di SMK PK, dan alat laboratorium.

Penandatangan perjanjian kerja sama antara SMK PK dengan Sekolah Vokasi Undip, selanjutnya dapat dikembangkan dalam rencana kegiatan pada  ruang lingkup spesifik keprodian, kegiatan prioritas, rincian kegiatan/tugas dan tanggungjawab, mitra kerja, dan lainnya.

Sejumlah kepala sekolah mengaku sangat senang dapat bekerjasama dengan Sekolah Vokasi Undip. Sehingga program yang dilakukan bersama bisa linear. Di satu sisi, anak didik mereka setelah lulus nanti, bisa melanjutkan kuliah di Sekolah Vokasi Undip.

Adapun 18 SMK PK yang menjadi dampingan Sekolah Vokasi Undip adalah SMK Muhammadiyah 2 Muntilan Kabupaten Magelang, SMK N Nusawungu Cilacap, SMK N 01 Blora, SMK N 1 Klaten, SMKN 2 Rembang, SMK PGRI 2 Taman Kabupaten Pemalang, SMK Baruna Dukuh Waru Kabupaten Tegal, SMK Taruna Pulokulon Grobogan, SMKS Al Alif Tunjungan Blora, SMK Wisudha Karya Kudus, SMK NU Kedung Tuban Blora, SMK N 1 Wadaslintang Wonosobo, SMK N 1 Bawang Banjarnegara, SMK Buana Bahari Cirebon, SMK AKPELNI Kota Semarang, SMK Matesih Karanganyar, SMK Mutu Pemalang, dan SMK Islam Diponegoro Brebes. (tim humas)

Share this :