Rektor Universitas Diponegoro Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., didampingi Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Diponegoro Prof. Drs. Mohamad Nasir, Ak, M.Si, Ph.D., memanen udang vaname yang dibudidayakan di MSTP (Marine Science Techno Park) Undip di Jepara pada Selasa (29/12/2021). Rektor dan Ketua MWA secara berbarengan melempar jaring sebagai bentuk simbolis panen udang vaname dimulai. Sebanyak 7 ton lebih udang vaname berhasil di panen dari 8 tambak kotak yang merupakan bentuk tambak generasi pertama hasil inovasi Universitas Diponegoro. Tambak yang dikenal masyarakat umumnya berada di tanah dengan menggali pada kedalaman tertentu atau membuat tambak di pinggir laut.

“Alhamdulillah Undip panen raya udang vaname. Sekitar 7,2 ton udang vaname berhasil dipanen hari ini dari Tambak Pendidikan di Teluk Awur,” ungkap Prof. Yos. “Berat udang vaname yang dipanen sampai dengan 26 gram, yang berhasil dipanen dalam waktu 112 hari,” lanjut Prof. Yos.

Di kawasan MSTP ini, terdapat 3 model tambak yang dikembangkan Undip yaitu di bangun diatas permukaan tanah. Selain berbentuk kotak, tambak generasi kedua berbentuk bundar, dan tambak generasi ketiga adalah tambak indoor (dalam ruangan).

“Tambak itu tidak harus di pinggir laut, kita bisa menambak di manapun. Tambak generasi ke empat yang akan dibangun Undip yaitu tambak yang menyerupai sirkuit balapan motor. Nah ini adalah bentuk-bentuk yang nanti bisa kita dedikasikan pada anak-anak kita bahwa kita punya tambak yang bervariasi,” jelas Prof. Dr. I Nyoman Widiasa, S.T., M.T. selaku Direktur Science and Techno Park Undip.

Prof. Nyoman menambahkan bahwa udang vaname yang dibudidayakan di MSTP ini adalah salah satu produk akuakultur. Dipilihnya udang vaname yang memiliki nama latin Litopeneaeus vannamei, untuk dibudidayakan karena udang jenis ini mampu hidup pada kisaran salinitas yang luas, mampu beradaptasi dengan lingkungan bersuhu rendah, memiliki tingkat keberlangsungan hidup yang tinggi, memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap penyakit dan memiliki nilai ekonomis tinggi.

Selain itu, saat ini udang vaname menjadi komoditas perikanan Indonesia yang berpotensi besar untuk dibudidayakan. Mengutip dari laman Greeners, Indonesia menempati urutan ketiga terbesar sebagai pengekspor udang di pasar dunia setelah Thailand dan India. Diantara berbagai jenis udang, vaname menjadi primadona ekspor. Harapan ke depan, MSTP di kampus Undip Jepara ini menjadi salah satu sumber pendapatan Undip sebagai PTNBH.

“Kegiatan di MSTP ini menjadi cikal bakal bisnisnya Undip, untuk mencukupi kebutuhan Undip yang telah berstatus PTNBH. MSTP ini sangat bermanfaat karena di dalamnya bisa digunakan selain kegiatan bisnisnya, juga praktek inovasi-inovasi teknologi Undip. Mahasiswa, dosen, yang melakukan riset di sini khususnya di bidang budidaya udang, mulai dari pembibitan sampai proses penjualannya, dan tata kelolanya bisa dilaksanakan di sini,” kata Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama, SH., M.Hum.

Penelitian yang dilakukan Undip di MSTP ini, terbukti berhasil, lanjut Prof. Yos usai panen udang. Biasanya panen udang di tambak tradisional hanya menghasilkan sekitar 2 ton, namun dengan model tambak dan pengolahan air hasil inovasi Undip, panen udang bisa mencapai 3,5 ton tiap tambak. Harapannya, skala panen untuk tambak-tambak di MSTP ini, bisa diperbanyak lagi.

“Universitas Diponegoro adalah salah satu perguruan tinggi yang memiliki MSTP paling besar. MSTP di Jepara ini konsentrasinya di bidang perikanan. Oleh karena itu, sistem yang dibangun yaitu supply chain di bidang perikanan. Mulai dari pembibitan sampai distribusinya harus kita kuasai karena di bidang perikanan hal ini sangat penting untuk kebutuhan gizi Indonesia. Oleh karena itu saya mendorong dengan adanya STP (Science Techno Park) ini, akan bisa memberikan satu pengembangan akademik yang lebih baik di bidang perikanan. Kedepan mudah-mudahan menjadi STP yang inovatif.” kata Prof. Mohamad Nasir, Menristek periode 2014-2019 yang saat ini menjabat sebagai Ketua MWA Undip.

Prof. Muhamad Nasir selanjutnya menyampaikan harapannya bahwa pengembangan STP ini ke depan bisa menghasilkan riset dan doktor di bidang perikanan.

“Pengembangan STP ini ke depan harus bisa menghasilkan riset untuk para penelitinya, bisa menghasilkan doktor di bidang perikanan. Inovasi yang dihasilkan dari riset ini harus bisa menjadikan industri dan industri ini bisa menghasilkan generate revenue bagi Undip. Sehingga beban mahasiswa tidak terlalu tinggi, bisa didanai oleh STP yang berada di Jepara ini,” harap Prof. Mohamad Nasir.

Demikian pula harapan yang disampaikan Prof. Yos dihadapan tamu undangan dan ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Undip yang turut menyaksikan panen raya udang vaname.

“Inilah MSTP manfaatnya tidak hanya di bidang pendidikan, bidang bisnisnya dan juga pengembangan teknologinya yang bisa memperkuat positioning Undip sebagai perguruan tinggi riset yang bermanfaat untuk rakyat. MSTP Teluk Awur Jepara merupakan satu dari bagian besar kampus Universitas Diponegoro yang dikelola dengan berdasar pada nilai kasih sayang dan rahmatan lil alamin. Selain memberikan keberkahan dan kesejahteraan bagi Undip, juga memberikan kemanfaatan kepada masyarakat sekitar,” pungkas Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama.

MSTP Universitas Diponegoro yang berada di Teluk Awur, kabupaten Jepara, Jawa Tengah dibangun di atas lahan seluas 52 hektar. Saat ini, MSTP Undip memiliki 8 tambak kotak, 18 tambak circular, satu tambak udang semi-indoor, laboratorium, dan coolstorage berkapasitas 200 ton seharga Rp. 10 Miliar. Fasilitas yang ada ini diharapkan dapat mendukung pelaksanaan praktek lapangan dan pelatihan bagi mahasiswa Undip dan juga pelajar SMK maupun mahasiswa vokasi. Tidak kurang dari 100 mahasiswa/pelajar dapat ditampung per tahunnya. Bersama dengan unit bisnis Undip dan mitra strategis, MSTP Undip terus mengembangkan fasilitas hatchery dan tambak untuk mewujudkan kemampuan produksi 400 ton per tahun. (Utami Setyowati dan Hariyani)

Share this :