Site icon Universitas Diponegoro

UNDIP Luluskan Novelis Berpredikat Cumlaude

Diva Sinar Rembulan, calon wisudawati yang akan diwisuda pada Wisuda ke-165 Universitas Diponegoro, berhasil lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,64. Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Undip sekaligus seorang novelis ini menyelesaikan masa studi  4 tahun 4 bulan.

“Sastra adalah warna dalam hidup saya, ia memiliki ruang tersendiri yang bisa memberikan rasa nyaman dan ketenangan. Dengan menulis, saya merasa bisa mengabadikan diri saya dalam dunia yang fana ini. Saya merasa bisa menyalurkan rasa dan ide lewat rangkaian kata yang saya tulis. Saat ini saya sudah menghasilkan  dua  karya yang diterbitkan, berjudul Sebening Syahadat dan Lakuna: Aku, Dia dan Lakuna. Sedangkan dua karya lainnya masih dalam proses penyelesaian di platform online” ungkapnya

“Perjalanan menulis saya berawal dari tugas bahasa Indonesia di sekolah dasar mengenai liburan sekolah, semenjak itu saya jadi gemar menulis, awalnya menulis cerpen hingga akhirnya menulis novel. Bermula hanya untuk konsumsi pribadi, hingga akhirnya dipublikasikan dan diterbitkan.  Sebening Syahadat adalah novel pertama saya yang saya tulis sejak saya SMA, sekarang tercetak lebih dari 10.000 eksemplar dan akan difilmkan oleh Soraya Intercine Films. Saat kuliah, saya memutuskan jeda sejenak dari dunia kepenulisan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, kemudian di tahun 2020 saya bisa kembali menerbitkan novel kedua yang berjudul Lakuna, cerita ini sudah dibaca lebih dari 100.000 kali di platform online saya” lanjutnya.

Semasa kuliah Diva juga aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM FISIP) dan pernah terpilih sebagai Wakil Ketua BEM FISIP Undip 2020 dan aktif di dunia kepenulisan melalui platform online wattpad. Kuliah di Undip turut mendorongnya dalam proses kreatif kepenulisan.

“Pendidikan adalah salah satu fase hidup yang tidak akan saya sesali. Di sana, saya bukan hanya berproses untuk menerima ilmu, namun juga belajar untuk mengerti kekayaan berpikir yang menarik, yang mungkin tidak akan saya dapatkan jika saya tidak memilih fase berpendidikan sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Jika berbicara mengenai organisasi, organisasi adalah pilihan terbaik yang pernah saya ambil. Tempat yang menyibukkan, menguras tenaga, hati dan pikiran namun juga memberikan kenangan dan pengalaman berarti” pungkasnya. (Lin-Humas)

Share this :
Exit mobile version