Semarang (22/11) – Rangkaian kegiatan The 1st International Student Leaders Meeting 2022 bertema “Collective Actions for Transforming Sustainable Universities in the Post-Pandemic Time” yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro (Undip) bekerja sama dengan UI GreenMetric dan Sustainable Development Solutions Network (SDSN) Indonesia di Hotel Novotel Semarang berlanjut pada hari kedua, Selasa, 22 November 2022.

Membuka seri acara The 1st International Student Leader Meeting 2022 pada hari kedua, Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Faisal, S.E., M.Si., Ph.D. menyebutkan bahwa acara ini merupakan komitmen Undip untuk mempromosikan SDGs dan menunjukkan perannya sebagai kampus hijau dengan predikat nasional dan internasional. “Sebagai perwujudan agenda SDGs pada 2030, kita lakukan transformasi sustainable university, dengan membangun fasilitas konservasi lingkungan, melakukan upaya pengurangan emisi rumah kaca, dan mendaur ulang barang,” tutur Prof. Faisal.

Dr. Titik Anas, Staf Khusus Kementerian Keuangan mewakili Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D., Menteri Keuangan Republik Indonesia yang menjadi keynote speaker dalam konferensi ini menyampaikan pidato berjudul “Facing a Global Economic Recession in 2023: What Young Generation Can Do”. Dr. Titik menyatakan krisis ekonomi dunia meningkat terlebih sejak pandemi Covid-19 dan konflik antar negara.

Hal tersebut berdampak ke semua negara, mulai dari rantai supply chain yang terhambat hingga perlambatan ekonomi dunia yang menyebabkan angka pengangguran meningkat dan menimbulkan resesi dunia. Akan tetapi Indonesia termasuk negara yang dapat pulih relatif cepat setelah pandemi karena pondasi ekonomi yang tetap kokoh. “Pada kuartal ketiga tahun 2022, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,5%. Perekonomian Indonesia tumbuh terus menerus mewujudkan agenda Indonesia Maju di 2035. Selain pemulihan ekonomi, projek strategi nasional, pengabdian masyarakat, serta kebijakan keadaan darurat juga dilakukan agar tetap tangguh menghadapi resesi,” ungkapnya dalam pidatonya.

Pembicara selanjutnya, Dyah Roro Esti, W.P., B.A., PG.Dip., M.Sc. yang merupakan Anggota Komisi 7 DPR RI menyampaikan materinya bertema “Renewable Energy for Sustainable Universities”. Wilayah Indonesia mengalami kerusakan akibat krisis iklim, sehingga Bappenas meresmikan kebijakan Low Carbon Development Initiatives (LCDI).

“Beberapa strategi negara untuk mengurangi emisi karbon yaitu menerapkan kebijakan transisi energi, implementasi teknologi CCUS, serta inovasi kendaraan ramah lingkungan,” ucap Dyah.

Selanjutnya, Sitara Kumbale dari Regional Focal Point (Asia-Pacific) of Sustainable Development Solutions Network (SDSN) Youth menjelaskan mengenai “Networking as a Tool for Sustainable Universities Implementation”. Melalui SDSN yang merupakan platform terbesar bagi para generasi muda untuk mengakselerasi aksi mewujudkan SDGs, pemuda dapat bergerak bersama untuk dunia yang lebih baik.

Sementara Wakil Rektor Riset, Inovasi dan Kerjasama Undip, Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, M.Sc. dengan materinya “Sustainability Leaders in Higher Education Institutions”, menjelaskan tiga aspek utama Institusi Pendidikan Tinggi yaitu sumber daya manusia, infrastruktur/lingkungan, serta proses belajar mengajar. “Mari bersama mewujudkan SDGs dengan membentuk pemimpin yang baik untuk masa depan,” ucap Prof. Ambar.

Acara berikutnya yaitu Eco-enzyme Workshop dengan paparan berjudul “Eco-enzyme as The Alternative of Organic Waste Management to Support Sustainability” oleh Dr. Ir. Nurzainah Ginting, M.Sc. Selaku Head of Eco-enzyme Team of UI GreenMetric World University Rankings Network (UIGWURN). Dr. Ir. Nurzainah menjelaskan bahwa limbah padat (solid waste) sangat banyak di Indonesia dan biaya penanganannya cukup mahal. Karena itu perlu konsistensi dalam mengolah limbah, dimulai dengan teknologi sederhana yang memiliki banyak manfaat.

Kemudian Dr. Junaidi, S.S., M.A. yang menjabat sebagai Vice Chair of program, Communication, and Partnership UIGM membahas “Student’s Role in Sustainability”. Institusi pendidikan tinggi berperan penting sebagai penggerak transformasi terhadap masyarakat kita. Perlu adanya kerja sama antara akademisi dan mahasiswa dari berbagai universitas. “Peran mahasiswa adalah memahami dan berpartisipasi dalam kegiatan SDGs. Mulai dari diri sendiri dan lakukan apa yang kita bisa,” pungkasnya.

Paparan materi yang sangat bermanfaat dari para ahli dan keynote speaker diharapkan menjadi bekal generasi muda untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan dan membentuk karakter sustainable future leaders sebagai generasi emas. (Titis – Public Relations)

Share this :