Site icon Universitas Diponegoro

FPP UNDIP Dampingi Peternak Burung Puyuh Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Semarang – Jawa Tengah (13/12). Departemen Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (Undip) Semarang memberikan pendampingan paguyuban ternak burung puyuh di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

Bapak Muhin selaku ketua paguyuban ternak burung puyuh menuturkan permasalahan yang terjadi saat ini adalah kenaikan pakan yang selalu tinggi yang tidak diimbangi produksi yang optimal.

Lilik Krismiyanto, S.Pt., M.Si. selaku ketua Tim Pengabdian Masyarakat menyampaikan dalam bidang pemberian pakan berstandar  SNI bahwa peranan pakan terhadap produksi burung puyuh cukup penting dan akibat dari rendahnya konsumsi pakan dapat menyebabkan asupan nutrisi unggas berkurang dan sangat berpengaruh terhadap kualitas telur. Peternak biasanya memberikan pakan satu kali dalam sehari, sehingga menyebabkan pakan dalam bentuk mash atau tepung tidak terkonsumsi optimal. Berdasarkan SNI 2006 pemberian pakan burung puyuh produksi 2 kali dalam sehari.

“Selain itu, muncul permasalahan kotoran burung puyuh atau ekskreta burung puyuh yang mengganggu polusi udara lingkungan sekitar. Kadar amoniak burung puyuh yang cenderung tinggi dapat menyebabkan ketidaknyamaan masyarakat sekitarnya. Peternak umumnya memelihara ternaknya di belakang rumah. Pengendalian ekskreta burung puyuh yang sudah dilakukan hanya dijadikan pupuk kandang pada sayuran dan buah”, ungkap anggota Paguyuban burung puyuh bapak Sakimin.

Beberapa langkah alternatif yang disampaikan Dr. Ir. Mulyono, M.Si. selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat bidang pengelolaan kotoran unggas yaitu 1) kotoran atau ekskreta dapat dilakukan fermentasi menggunakan Nitrobakter, 2) ekskreta dapat dicampur filler seperti serbuk kayu, 3) pembuatan biogas. Ketiga pengendalian ekskreta tersebut dalam jangka panjang biogas dapat dijadikan alternatif dalam energi terbarukan, khususnya di desa Kalisidi yang belum mengenal metode tersebut. Biasanya biogas menggunakan kotoran sapi, paguyuban ternak burung puyuh akan membuat biogas menggunakan ekskreta burung puyuh.

Kegiatan yang dilakukan oleh Tim Departemen FPP Undip dan mahasiswa program studi S1 Peternakan dilaksanakan dalam rangkaian percepatan tujuan  pembangunan nasional berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s). Dengan demikian kegiatan ini diharapkan dapat mengakhiri kemiskinan yang masih ada di masyarakat.

Share this :
Exit mobile version