Kerjasama antara Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro dengan Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen telah mulai diwujudkan dengan berbagai kegiatan. Senin, 30 Januari 2023, Tim dari Departemen Peternakan mengadakan inventarisasi permasalahan bidang peternakan bertempat di Balai Desa. Pertemuan dihadiri oleh para peternak Desa Sukorejo khususnya dari Kelompok Ternak Karya Mandiri, peternak perwakilan tiap RT dan beberapa Tokoh Masyarakat.

Dr. Ir. Cahya Setya Utama, S.Pt., M.Si., IPM, selaku Ketua Tim memaparkan berbagai teknologi tepatguna yang telah diintroduksikan pada petani peternak di berbagai wilayah Jawa Tengah. “Teknologi sederhana ini dirancang untuk dapat dikerjakan ataupun dioperasionalkan oleh petani, dan memberikan dampak kemajuan ekonomi masyarakat”, kata Cahya. Petani peternak jika dapat mengelola usahanya menjadi pertanian organik terpadu akan menerima pendapatan dari usaha bertani, beternak, budidaya lele, efisiensi dari penggunaan biogas, efisiensi dari penggunaan pupuk organik dan pendapatan sektor pariwisata.

Permasalahan yang umum dihadapi peternak desa Sukorejo adalah curahan tenaga kerja dalam penyediaan pakan. “Jika kami memelihara sapi lebih banyak, berarti tenaga harus ebih ekstra untuk menyediakan pakannya”, ungkap perwakilan peternak dari kelompok tani Karya Mandiri. Menanggapi permasalahan tersebut, Dr. Ir. Mulyono, M.Si., dosen FPP Undip menjelaskan bahwa peternak sapi sekarang sudah dapat menyediakan pakannya dengan model Complete Feed melalui penerapan teknologi pengawetan dan pengolahan pakan. “Jadi peternak tidak harus tiap hari mencari rumput. Pakannya bisa dikumpulkan dan disimpan, sama seperti memelihara ayam” papar Mulyono. Potensi bahan pakan lokal yang dioptimalkan penggunaannya akan menekan biaya pakan. Budidaya magot sebagai pakan alternatif dengan memanfaatkan limbah organik rumah tangga akan dapat menyediakan pakan sumber protein yang murah untuk ternak ayam, entog maupun perbibitan lele.

Edi Prayitno, S.Pt., M.Si., dosen dari Laboratorium Ternak Potong Perah menyampaikan bahwa beternak jika ditekuni dari hulu hingga hilirnya, pasti akan memberikan pendapatan yang lebih dari cukup. “Pendapatan yang diterima akan melebihi dari UMR. Apalagi jika dilanjutkan dengan pengolahan limbahnya, bisa menghasilkan pupuk organik baik padat dan cair yang bernlai ekonomis tinggi”, jelas Edi. Pupuk organik yang dihasilkan dapat digunakan untuk tanaman pertanian dan tanaman buah-buahan. Desa Sukorejo juga terkenal dengan desa wisata organiknya, dengan tanaman buah unggulan yaitu durian dan alpukat. Penataan dan pengembangan sektor peternakan secara tidak langsung juga mendukung pengembangan desa wisatanya, karena juga telah meminimalisir cemaran limbah dan menyediakan pupuk untuk meningatkan produksi durian dan alpukat.

Kesanggupan masyarakat mengikuti dan melaksanakan kegiatan pelatihan yang akan diselenggarakan oleh FPP Undip disampaikan oleh Kepala Desa Sukorejo yang diamini secara serempak oleh para peserta pertemuan. “Saya semakin penasaran dan ingin segera sejahtera dari beternak dan mengolah limbahnya. Semoga nantinya masyarakat peternak desa Sukorejo akan sejahtera semua”, kata Sukrisno, S.Pd.SD, S.H. Kegiatan pelatihan direncanakan akan dilaksanakan bulan Februari dengan materi pembuatan complet feed, budidaya magot, pembuatan pupuk organik dan aspek kesehatan ternak.

Share this :