Universitas Diponegoro – Semarang. Dewan Profesor Universitas Diponegoro menggelar presentasi ilmiah calon guru besar Undip Dr. Eng. Eko Hidayanto, S.Si., M.Si. dari Fakultas Sains dan Matematika dan Agus Setiadi, S.Pt., M.Si., Ph.D. dari Fakultas Peternakan dan Pertanian pada Rabu (1/3).

Pada paparan ilmiahnya, Eko Hidayanto mengulas tentang Aplikasi Karet Alam dan Karet-Silikon sebagai Bahan Bolus untuk Radioterapi. Ia menjelaskan bahwa radioterapi dapat diberikan melalui penyinaran berkas radiasi, penanaman implan ke dalam tubuh, serta menggunakan obat (radiofarmaka). Pengobatan radioterapi ini berfokus pada bagian-bagian tubuh tertentu dengan tujuan utamanya untuk menghentikan pertumbuhan dan sekaligus mematikan sel kanker tersebut. Dalam radioterapi, sinar radiasi berupa gelombang elektromagnetik maupun partikel yang digunakan langsung ditargetkan pada kanker atau tumor. Pemberian dosis radiasi pada target yang dituju harus tetap meminimalkan efek radiasi pada jaringan sehat di sekitar kanker.

“Salah satu upaya untuk mengatasi atau meningkatan dosis radiasi di permukaan kulit ini digunakan suatu bahan yang dikenal sebagai bolus. Bolus ini memiliki propertis material yang serupa dengan jaringan tubuh yang ditempatkan pada permukaan kulit saat radioterapi. Bolus juga berfungsi untuk menghentikan laju penetrasi berkas radiasi agar terfokus pada jaringan kanker. Beberapa bahan pembuat bolus ini telah dikembangkan oleh para peneliti seperti parafin, granules, elasto-gel pad, superflab, thermoplastic sheets, dental wax, polypropylene, dan rayon cloth,” terangnya.

Sementara Agus Setiadi pada awal paparannya menyampaikan bahwa kesejahteraan petani/peternak sampai saat ini masih rendah, hal ini disebabkan adanya skala kepemilikan/pengusahaan yang masih rendah, penggunaan teknologi masih rendah serta tidak adanya jaminan harga yang baik untuk produk yang mereka punyai. Karena itu, perlu adanya solusi yang tepat sehingga pendapatan atau kesejahteraan meningkat.

“Pendapatan Peternak atau Petani masih rendah dikarenakan masih minimnya jumlah skala usaha, rendahnya penerapan teknologi dan jaminan harga jual yang masih rendah. Peningkatan jumlah skala usaha minimum yang mampu menghasilkan pendapatan, penerapan teknologi maupun peningkatan jaminan harga jual produk mampu meningkatkan jumlah pendapatan peternak/petani,” ujarnya.

Berbicara tentang Penerapan Skala Usaha dan Jaminan Harga untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani/Peternak, lebih lanjut ia mengatakan kontrak pertanian merupakan salah satu strategi untuk menjamin harga jual produk pertanian, perusahaan inti akan menyediakan sarana produksi, perusahaan plasma akan menyediakan tenaga kerja dan produk akan dibeli kembali lewat perusahaan ini dengan harga kontrak yang telah disepakati. (Lin-Humas)

Share this :