Universitas Diponegoro

UNDIP Tambah 3 Guru Besar dari FEB dan FSM

Universitas Diponegoro mengukuhkan 3 (tiga) guru besar pada tahap kedua, Selasa (5/9) di Gedung Prof. Soedarto S.H., Kampus Undip Tembalang. Para guru besar yang dikukuhkan yaitu Prof. Dr. Harjum Muharam, S.E., M.E. (Fakutas Ekonomika dan Bisnis), Prof. Dr. Bambang Cahyono, M.S. (Fakultas Sains dan Matematika), dan Prof. Drs. Gunawan, M.Si., Ph.D. (Fakultas Sains dan Matematika)

Dalam materinya Prof. Dr. Harjum menyampaikan topik tentang Integrasi Pasar Modal Dunia, Efisiensi Pembiayaan Perusahaan dan Negara, serta Kesejahteraan Investor. Pasar modal menjadi faktor penting dalam perkembangan perekonomian baik untuk investor maupun pemerintahan.

“Pasar Modal Indonesia sudah mengalami perkembangan yang luar biasa. Bagi perusahaan dan pemerintah, pasar modal Indonesia sangat penting dalam penerbitan saham dan obligasi guna mendapatkan dana untuk keperluan investasi dan pembiayaan pembangunan. Kredibilitas pasar modal di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kerangka hukum dan peraturan, perkembangan keuangan, perlindungan hak milik, integrasi pasar, dan stabilitas politik,” ungkapnya.

Sementara Prof. Bambang Cahyono menyampaikan tentang Peranan Ilmu Kimia dalam Pengembangan Obat Tradisional Di Indonesia. Senyawa aktif yang berperan sebagai manfaat jamu harus di produksi dengan standar BPOM, disinilah peran ahli kimia hadir untuk perkembangannya.

“Sejarah tradisi minum jamu yang digunakan untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan beberapa penyakit merupakan salah satu modal dasar pengembangan obat tradisional di Indonesia. Data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang sangat hebat pada produk jamu yang terdaftar resmi di BPOM, dari 1.495 pada tahun 2018 naik menjadi 17.500 formula jamu,” terang Prof Bambang.

Sedangkan Prof. Gunawan membahas mengenai “Potensi Energi Terbarukan Hidrogen dari Peruraian Air dengan Fotokatoda Berbasis Tembaga”. Ia mengatakan ketersediaan energi masih menjadi masalah dunia saat ini, dengan semakin meningkatnya kebutuhan yang menyebabkan cadangan energi fosil semakin menipis. Menurut proyeksi Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA), hingga tahun 2030 permintaan energi dunia meningkat 45% namun sebagian besar atau sekitar 80% kebutuhan dipasok dari bahan bakar fosil.

“Hal tersebut mendorong inovasi dan penelitian energi terbarukan menjadi sebuah keniscayaan. Energi terbarukan merupakan energi yang bersumber dari proses konversi energi yang dapat diperbarui secara terus menerus. Bahan bakar hidrogen memiliki kelebihan ramah lingkungan dan mudah dipindahkan  atau distributed and transported dengan potensi aplikasi pada bangunan, kendaraan, baterai dan teknologi hybrid sumber energi lainnya,” pungkasnya. (LW/Warnoto-Humas)

Share this :
Exit mobile version