,

Dosen FEB UNSOED Lulus Doktor Ilmu Ekonomi UNDIP

SEMARANG – Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto, Daryono, berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (UNDIP). Disertasi yang disusunnya berjudul “Pengembangan Model Dyadic Social Intrapreneurship (DSI) Dalam Upaya Mencapai Daya Saing Perusahaan” diterima dan disetujui oleh Tim Penguji, Kamis (15/4/2021).

Sidang Dewan Penguji yang diketuai Prof Dr Suharnomo SE M.si yang juga menjadi Co-Promotor, beranggotakan Prof Dr Sugeng Wahyudi MM sebagai Sekretaris Tim Penguji sekaligus Promotor; Prof Olivia Fachrunnisa SE MSi Ph.D (Penguji Eksternal); serta tiga penguji internal yaitu Dra Amie Kusumawardhani MSc PhD,  Dr Indi Djastuti MS, dan Dr Mahfudz SE MT. Daryono dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan dengan rata-rata nilai kumulatif 3,76 dan lama studi 4 tahun 7 bulan 14 hari.

Dekan FEB Undip, Prof Suharnomo, menilai disertasi Daryono cukup bagus dan sudah beberapa kali dipaparkan di seminar internasional, bahkan sudah masuk di jurnal ter-indeks Scopus. “Konsep sebelumnya yang mengatakan bahwa pemimpin perusahaan yang model transformational leader selalu bisa meningkatkan competitiveness dan kinerja perusahaan  rupanya masih membutuhkan prasyarat yaitu adanya sikap intrapreneurship yang menumbuhkan kreativitas dan inovasi serta perlunya kesediaan dua pihak untuk sama-sama duduk bersama untuk matching kebutuhan masing-masing,” katanya.

Menurut dia, dalam model hubungan itu idealnya tidak ada dominasi namun hubungan yang harmonis layaknya bapak-anak. Hubungan parent-branch company dan parent dengan partner harus didasarkan pada mutual benefit. “Tidak (didasari) menang-kalah.”

Setelah dinyatakan lulus, promovendus kini sudah berhak menyandang gelar doktor (Dr). Daryono lahir di Magelang, 12 Oktober 1976, saat ini menjadi pengajar di FEB Unsoed. Pria yang pernah menjadi Kaprodi Management International pada Program Studi Manajemen Internasional di FEB Unsoed ini dipercaya mengampu 8 mata kuliah yang meliputi Human Resource Management; Human Resource Management  Advance; Total Quality Management; Management Operation; Operation Research; Marketing; Management Operation International; dan International Trade.

Di samping mengajar, alumnus Program Sarjana FEB UGM ini juga aktif menulis manuskrip untuk jurnal, melakukan penelitia serta pengabdian masyarakat. Salah satu proceeding yang dihasilkannya adalah “Implementation of  Couching and Counseling Model  for Personal Development” sedangkan publikasinya di jurnal di antaranya “Identifikasi Dan Analisis Peningkatan Tingkat Engagement Pegawai: sikap positif pegawai dan organisasi dalam pencapaian keberhasilan organisasi” yang dipublikasikan di Jurnal Performance.

Sebelum menjadi pengajar di Unsoed, Daryono yang meraih gelar MBA dari Institut Teknologi Bandung ini pernah menjadi Asisten Manager PT JVC Indonesia dan kemudian pindah sebagai Manager Human Capital Grup di Bank Mandiri. Baru di tahun 2010 Daryono masuk ke Unsoed, dan dalam perjalanan karirnya sempat menjabat sebagai staf ahli Wakil Rektor Unsoed.

Daryono menyusun disertasi berdasarkan hasil penelitian tentang kaitan PT Perkebunan Nasional (PTPN) IX dan unit bisnis binaannya dalam suatu konstruk baru yang dinamakan  Dyadic Social Intrapreneurship Berbasis Professional Culture (DSIBPC). Penelitian ini diyakini memiliki implikasi penting pada upaya strategis untuk meningkatkan keunggulan bersaing dan mengeksplorasi berbagai faktor yang mendorong peningkatan keunggulan bersaing yang dimediasi oleh dyadic social intrapreneurship berbasis professional culture.

Mengacu pada perumusan masalah, penelitian ini mengembangkan empat skenario alternatif strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Strategi pertama adalah mengoptimalkan transformasi budaya organisasi yang menekankan proaktivitas, toleransi risiko, dan inovativitas. Jalur strategi kedua adalah mengoptimalkan inovasi yang menekankan inovativitas, kapasitas untuk berinovasi, dan kemauan untuk berubah.

Adapun jalur strategi ketiga melalui pengoptimalan organisasi pembelajaran yang menekankan model mental, visi bersama, pemikiran sistem, penguasaan pribadi, dan pembelajaran tim. Sedangkan strategi keempat adalah mengoptimalkan dyadic social intrapreneurship berbasis professional culture yang menekankan dukungan terhadap ide baru, fleksibilitas, orientasi masa depan, orientasi individu, integrator, explorer, dan akselerator. (tim humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News