, ,

PSMT UNDIP Menjuarai Kompetisi Paduan Suara Internasional Bergengsi 12th Bali International Choir Festival

Paduan Suara Mahasiswa Teknik Universitas Diponegoro (PSMT Undip) memiliki tim kontingen yang bernama Aksa Swara Indonesia. Pada tahun ini, anggota tim kontingen terdiri dari 45 penyanyi dan seorang conductor bernama Bagus S. Utomo.

Setelah memenangkan 18th Busan Choral Festival & Competition tahun lalu, tim Aksa Swara Indonesia kembali melebarkan sayapnya dengan mengikuti salah satu kompetisi paduan suara paling bergengsi se-Asia yaitu 12th Bali International Choir Festival yang diselenggarakan pada tanggal 25-29 Juli 2023 di Bali.

Proses latihan berlangsung selama enam bulan dimulai dari bulan Februari hingga Juli 2023. Sebulan sebelum keberangkatan menuju perlombaan, tim Aksa Swara Indonesia mengadakan konser Pra-kompetisi yang diselenggarakan tanggal 17 Juni 2023 lalu.

“Persiapan tim Aksa Swara Indonesia sudah dimulai sejak bulan Februari, yakni hanya 5 bulan sampai dengan hari kompetisi di bulan Juli. Dalam waktu yang singkat ini, kami berlatih dan mempersiapkan musikalitas kami semaksimal mungkin. Aksa Swara Indonesia di tahun ini mengikuti kompetisi 12th Bali International Choir Festival dan 9th Satya Dharma Gita Choir Festival.” ungkap Marco Hotradero Febrian Saragih selaku Ketua PSMT Undip saat dihubungi tim Humas Undip, Rabu (02/08).

Setelah melewati perjuangan panjang, tim Aksa Swara Indonesia berhasil mendapatkan berbagai penghargaan pada kompetisi 12th Bali International Choir Festival, di antaranya yaitu Grand Prix Champion (Juara Umum), 1st Place Gold Medal (with score: 91,93) of Mixed Youth Category, dan 4th Place Gold Medal (with score: 86,85) of Musica Sacra Category.

Marco mengaku senang dan bangga setelah berhasil menjuarai kompetisi tersebut. “Kami merasa sangat senang dan bangga, karena bisa menorehkan prestasi serta mengharumkan nama Fakultas Teknik dan Universitas Diponegoro di mata internasional. Kami berhasil mengalahkan salah satu paduan suara ternama di dunia asal Spanyol, yang juga baru saja memenangkan 2nd Asia Choral Grand Prix. Kami sangat bersyukur atas setiap doa dan dukungan dari Fakultas Teknik, orang tua, dan teman-teman kami serta seluruh pihak yang terus mendorong kami hingga sampai dengan titik ini.” ungkapnya.

Bali International Choir Festival merupakan suatu rangkaian kompetisi solo vokal dan paduan suara yang terdiri dari berbagai kategori. Pada 12th Bali International Choir Festival ini, tim Aksa Swara Indonesia mengikuti kompetisi paduan suara pada kategori Mixed Youth Choir dan kategori Musica Sacra.

“Pada kompetisi tersebut kami mengikuti dua kategori, yaitu Mixed Youth Choir dan Musica Sacra. Kami membawakan total enam buah lagu, dengan tiga buah lagu di setiap kategorinya. Dua dari enam lagu tersebut merupakan lagu ciptaan conductor kami sendiri, mas Bagus S. Utomo. Lagu tersebut adalah Malin dan Stabat Mater.” tambah Marco.

Pada 12th Bali International Choir Festival, tim Aksa Swara Indonesia mendapat kesempatan untuk langsung berlaga dalam babak championship karena sebelumnya, tim Aksa Swara Indonesia telah meraih poin di atas 85 dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Pada kompetisi ini juga, tim Aksa Swara Indonesia menghadapi dan berhasil mengungguli dari total 79 paduan suara ternama dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Sri Lanka, Thailand, Filipina, Korea Selatan, dan negara-negara lainnya.

Setelah menjuarai kompetisi 12th Bali International Choir Festival, tim Aksa Swara Indonesia akan diundang untuk berlaga pada The 3rd Asia Choral Grand Prix yang akan diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada tahun 2024. Pada kompetisi ini, tim Aksa Swara Indonesia akan berhadapan dengan Grand Champion (juara umum) dari kompetisi paduan suara Singapore International Choir Festival, Malaysia Choral Eisteddfod, dan Andrea O. Veneracion International Choral Festival.

Lebih lanjut Marco berpesan kepada mahasiswa lainnya agar jangan takut dan jangan mengecilkan diri sendiri, serta terus berusaha dan bekerja keras karena hal itu tidak akan mengkhianati hasil. “Teman-teman harus berani untuk mencoba hal yang positif, baik akademik maupun nonakademik. Melalui kompetisi-kompetisi seperti ini, softskill diri sangat terlatih, mulai dari konsistensi, persistensi, hingga daya juang yang tinggi. Kalah atau menang merupakan hal yang biasa, yang terpenting ialah menambah pengalaman seeta menciptakan diri yang mau bersaing.” kata Marco.

Tim Aksa Swara Indonesia memohon doa dan dukungan dari segala pihak agar keberjalanan rangkaian kompetisi berikutnya dapat berjalan dengan baik. Harapannya, tim Aksa Swara Indonesia dapat semakin mengharumkan nama Universitas Diponegoro dan Indonesia.

Share this :

Category

Arsip

Related News