, ,

LPPSDKU Undip dan Bulog Bahas Tantangan Masa Depan Stabilitas Pangan

Lembaga Pengelola Program Studi Di Luar Kampus Utama (LPPSDKU) Universitas Diponegoro bersama Direktur Utama Perum Bulog Pusat Jakarta, Prof. Dr. Ir. Y. Bayu Krisnamurthi, M.S., sukses berikan kuliah umum hybrid membahas “Tantangan Masa Depan Stabilitas Pangan” di Gedung Kewirausahaan Lt. 4 Fakultas Ekonomika dan Bisnis kampus Undip Tembalang, Semarang (05/03). Kuliah umum yang diikuti 340 mahasiswa dari berbagai fakultas di Undip. Diikuti pula peserta yang hadir daring via platform zoom meeting, yang berasal dari PSDKU Undip Kampus Pekalongan, Batang maupun Rembang.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan wawasan mahasiswa dalam bidang pangan dan sekaligus memberikan penyegaran proses pembelajaran bidang studi terkait agar lebih mampu mengembangkan diri dalam menghadapi era globalisasi dan dunia kerja yang semakin kompetitif.

Prof. Dr. Ir. Bambang Waluyo Hadi Eko Prasetiyono, M.S., M.Agr., IPU selaku Ketua Lembaga Pengelola Program Studi Di Luar Kampus Utama (LPPSDKU) Undip mengungkapkan bahwa materi yang disampaikan luar biasa nge-trend karena masalah pangan sangat krusial sekarang ini. Negara di belahan dunia manapun sering terjadi konflik terkait masalah pangan sehingga mahasiswa diharapkan banyak mengetahui tentang masalah pangan terutama di wilayah nasional.

Sementara Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. dalam sambutannya menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Prof. Dr. Ir. Y. Bayu Krisnamurthi, M.S. dan tim Bulog atas partisipasi terselenggaranya acara. Ia pun menyebutkan bahwa tema yang dibahas sangat penting dan luar biasa untuk memberikan insight mengenai dunia perpanganan. Dari pihak Universitas menyambut baik prakarsa dari LPPSDKU, Prof. Bambang yang banyak relasi dan memberikan kontribusi.

“Kedepan kita akan terus memberikan banyak insight, dukungan rekomendasi dan pandangan- pandangan yang lebih jernih dan geniune. Tugas kampus adalah menjadi tempat yang paling bagus untuk dialektika keilmuan. Oleh karena itu makin ke depan, insyaaAllah Undip akan  makin banyak berkontribusi kepada masyarakat secara langsung. Kita sudah banyak membahas design program dengan Prof. Bambang akan menjadikan Center Act of Excelence di Batang dan di Jepara.”, ucap Prof Suharnomo.

“Kita harus malu karena Jawa Tengah selalu menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinannya nomor satu dan disitu ada Undip. Harapannya kedepan kita betul-betul akan by design dan by sistem kita contribute untuk menurunkan tingkat kemiskinan dengan karya nyata. Kita memiliki tokoh-tokoh kepakaran yang sangat luar biasa, produk-produk keilmuan luar biasa yang selama ini masih banyak ada di laboratorium tidak dalam mass production. Mudah-mudahan dengan adanya kerjasama bersama Cimory, Bulog dan banyak lembaga lainnya bisa lebih mengeksekusi lagi sehingga Undip memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar,” imbuhnya.

“Berdasarkan World Economic Forum disebutkan masa depan itu miliknya 4 bidang yaitu bidang bisnis, IT, Energi terbarukan dan Food and Science Technology. Menguasai makanan dengan ilmu dan teknologi itu menguasai dunia. Makanya insight, perspektif, big picture tentang masa depan itu harus disesuaikan dengan tren global di pertanian dan peternakan dengan sentuhan food and science technology”, kata Prof Suharnomo di akhir sambutan.

Saat sesi paparan kuliah umum, Prof. Dr. Ir. Y. Bayu Krisnamurthi, M.S menyebutkan khusus untuk mahasiswa, Perum Bulog mendukung pengembangan pemikiran dan ide-ide kreatif mahasiswa Undip melalui penyediaan dukungan biaya penyelesaian Skripsi S1 dan Tesis S2 berbagai bidang ilmu dan program studi yaitu berupa pemberian beasiswa untuk 10 Skripsi S1 senilai Rp 5 juta/ skripsi dan 5 Tesis S2 dengan nilai Rp 8 juta/tesis. Kerjasama ini melanjutkan MOU yang sudah ada antara Bulog dengan Undip. Sehingga nanti bisa langsung dari Bulog disampaikan kepada mahasiswa yang bersangkutan setelah Bulog mendapatkan rekomendasi dari Undip terkait nama mahasiswa yang mendapat dukungan penyelesaian skripsi/ tesis.

Adapun pemberian beasiswa pendidikan diperuntukkan bagi mahasiswa dengan pilihan topik-topik Skripsi dan Tesis diantaranya seperti Analisa Persepsi Masyarakat / Konsumen atas Produk-produk Bulog saat ini; Peningkatan Efisiensi dan Mutu Penyimpanan dan Penanganan Produk Pangan di Gudang Bulog; Analisa Efektivitas Bantuan Pangan dan Beras SPHP terhadap Stabilitas Harga Beras; Perspektif Keluarga Penerima Manfaat (KPM); Persepsi Generasi-Z terhadap Pertanian Pangan dan Strategi untuk Mendorong Regenerasi Petani; Digitalisasi Pertanian untuk Meningkatkan Produktivitas Usaha Tani Padi dan Peningkatan Efisiensi dan Kualitas Penggilingan Padi.

Sekilas pengenalan tentang Bulog dengan tugasnya sesuai Pasal 33 (2) UUD 1945 dikatakan “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara” dan salah satu wujudnya keberadaan Bulog. Tiga hal secara normatif yang ditugaskan kepada Bulog yaitu availability (ketersediaan), accessibilty (keterjangkauan) dan stability (stabilitas). “Jika digabungkan dalam 3 hal tersebut maka Bulog berperan sebagai pengelola, penyedia jasa dan rantai pasok pangan. Dalam kegiatannya sebagai public service obligation yakni dilaksanakan dengan tugas pemerintah dan business development (commercial)”, paparnya.

Bulog mengundang para alumni Undip untuk bergabung di Bulog dan mewujudkan usaha untuk menjadi perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan sesuai visi dan misinya. Bulog sudah mempunyai 26 kanwil dengan 133 kancab; 1355 gudang (kapasitas lebih dari 3 juta ton); 133 unit pengolahan dengan total 4232 karyawan.

Banyak yang belum menyadari bahwa Bulog telah sangat berkembang produk-produk utamanya. Memang bentuk utamanya adalah beras termasuk yang diolah dalam bentuk sagu dan sekarang yang menarik perhatian dan sedang dicari banyak pihak retail, eceran, pasar-pasar yaitu beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Bulog telah membagikan jenis beras bantuan pangan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat secara gratis dalam bentuk pangan

Disamping itu Bulog juga melakukan inovasi berupa beras fortivit adalah produk beras berfortifikasi Vit A, B1, B3 dan sebagainya yang merupakan perpaduan antara beras unggulan dalam negeri dengan kernel fortifikan untuk menambah kandungan gizinya. Produk menyasar masyarakat yang ingin atau sedang menerapkan gaya hidup sehat sehari-hari.

Prof Bayu dalam pemaparannya menerangkan bahwa dapat diketahui konsumsi beras diseluruh Indonesia sekitar 2,49 juta ton/ bulan dan perlu dicatat ada sekitar kurang lebih 26 juta tergolong masyarakat miskin, artinya mereka mengharapkan harga murah. Jangan diabaikan jika pada setiap rumah tangga mengkonsumsi beras rata-rata sebanyak 10 kg untuk setengah bulan. Belum termasuk yang mengkonsumsi beras dalam jumlah besar seperti di restoran, hotel, katering, rumah sakit, pesantren dan seterusnya dengan pembelian yang banyak. Kemudian yang memasok beras ke rumah tangga – rumah tangga tersebut lebih dari 200.000 pedagang beras, warung, toko, retail dengan 69% dari skala usaha kecil dan Toko – toko itu dipasok kira – kira dari 170.000 penggilingan padi rakyat dengan 97% skala kecil dan dipasok lagi sekitar 23,7 % petani padi dengan 98% skala kecil.

“Jadi ini adalah rangkaian usaha rakyat secara keseluruhan, namun Bulog hanya menguasai pangsa pasar dalam 5 – 6 tahun terakhir rata-rata 8% dari market share. Bulog is the single biggest entity, single biggest actor di dalam pangsa beras. Bulog memang tidak pernah bermaksud menjadi penguasa dari market share karena hakikat dari peran pemerintah terutama BUMN adalah hadir pada saat rakyat tidak mampu atau tidak efisien melakukannya. Kitalah yang bisa bersama-sama meningkatkan kedaulatan pangan,  No Farmers, No Food, No Future”, penjelasan Prof. Bayu dalam akhir presentasinya. (DHW-Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News