SEMARANG – Departemen Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Diponegoro (UNDIP) menggelar seminar internasional ISSRP (International Seminar on Sustainabel Ruminant and Poultry Production in the Tropics) 2021 yang mengupas ketahanan pangan khususnya penyediaan protein hewani dalam kaitannya dengan kondisi Pandemi Covid-19. Dalam kegiatan ini dibahas sebanyak 36 makalah, yang dikupas secara intens dalam 3 kelompok.

Saat membuka ISSRP 2021, Dekan FPP Undip, Prof. Dr. Ir. Bambang Waluyo H.E.P., M.S., M.Agr., IPU, mengatakan tantangan yang dihadapi dalam ketahanan pangan yang berkelanjutan bukan hanya pandemi, tapi juga perubahan iklim dan permasalahan yang terkait dengan kesehatan hewan serta efek rumah kaca. “Perubahan iklim menyebabkan peristiwa cuaca yang lebih ekstrem seperti kekeringan dan peningkatan kejadian bencana alam seperti kebakaran hutan dan banjir, yang semuanya dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan hewan,’’ kata sosok yang akrab disapa sebagai Prof Bambang Whep, Kamis (21/10/2021).

Menurut Prof Bambang Whep, kondisi wabah menyebabkan distribusi hasil peternakan mengalami kendala mengingat jarak antara tempat produksi dan konsumsi sangat signifikan. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini membatasi distribusi pangan, di sisi lain pertumbuhan populasi manusia juga sangat cepat sehingga masalah ketahanan pangan menjadi semakin kompleks.

Dekan FPP Undip, Prof. Dr. Ir. Bambang Waluyo H.E.P., M.S., M.Agr., IPU.

Peningkatan populasi global menciptakan peningkatan permintaan produksi ternak untuk sumber pendapatan, protein dan sumber daya lainnya. Sementara produksi pangan khususnya ternak tidak hanya menghadapi masalah peningkatan produksi dari aspek budidayanya, tapi juga tantangan lain seperti bencana alam, pandemi, dan tuntutan menjaga lingkungan dengan mengurangi produksi gas.

Pada seminar yang mengambil tema “The Demand for Welfare and Susitanable Ruminant and Poultry Production for Food Sovereignty During Covid-19 Pandemi”, menurutnya, kalangan akademisi, ilmuwan, dan pemangku kepentingan terkait memainkan peran penting dalam memastikan bahwa program ketahanan pangan tidak berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan hewan.

Seminar yang digelar kali ini merupakan kesempatan bagi setiap pemangku kepentingan untuk berbagi ide melalui pertukaran pengetahuan sekaligus memperkuat dan memperluas jaringan mereka. ‘’Seminar ini diharapkan dapat membantu kita bekerja sama dalam memperjuangkan upaya terbaik yang dapat kita sumbangkan untuk agenda pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.

Selaku pimpinan fakultas, Bambang Whep mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua mitra yaitu panitia, pembicara, dan pemateri, serta seluruh peserta yang telah berpartisipasi dalam Seminar Internasional Produksi Ruminansia dan Unggas Berkelanjutan di Daerah Tropis.

Ketua Panitia ISSRP 2021, Dr. Ari Prima, mengatakan peserta seminar berasal dari Jepang, Filipina, Pakistan, Indonesia dan sejumlah negara lain. Seminar ini berupaya menjawab dimana kondisi saat ini yang menjadi tantangan dunia adalah ketahanan pangan akibat populasi global yang tumbuh cepat. Seminar ini dilaksanakan secara online, mengingat masih pandemi Covid-19.  ”Meskipun diselenggarakan secara online, saya berharap seminar ini dapat menjadi interaksi aktif antara peserta dengan presenter,” kata Ari Prima.

Adapun Ketua Departemen Peternakan FPP Undip, Dr. Sri Sumarsih, S.Pt., M.P., berharap seminar ini dapat menjadi wadah bagi para pakar produksi ruminansia dan unggas berkelanjutan untuk berbagi ilmu dan bekerja di lapangan tentang bagaimana memenuhi tuntutan kesejahteraan dan produksi ruminansia dan unggas berkelanjutan untuk kedaulatan selama pandemi Covid-19.

Sementara itu, Wakil Rektor IV Undip, Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, M.Sc mewakili rektor Undip dalam sambutannya mengatakan pihaknya menyambut baik dengan adanya seminar internasional ini. “Betapa terhormatnya kami atas kehadiran Anda di Seminar Internasional tentang Produksi Ruminansia dan Unggas Berkelanjutan di Daerah Tropis. Konferensi ini diselenggarakan oleh Departemen Peternakan,” kata Prof Ambariyanto.

Wakil Rektor IV Undip, Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, M.Sc.

Dia mengakui aktivitas manusia termasuk di sektor pertanian sekarang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap fenomena perubahan iklim ini. Baik laju perubahan saat ini dan dampaknya, mencerminkan aktivitas manusia dan produksi gas rumah kaca. Panel antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), Perserikatan Bangsa-Bangsa telah melaporkan bahwa perubahan iklim diprakirakan berdampak pada suplai pangan dan distribusi geografis dan penyebaran penyakit serta mengganggu kesejahteraan hewan.

”Oleh karena itu, saya atas nama Universitas Diponegoro merasa sangat terhormat atas hak istimewa untuk menjadi tuan rumah Konferensi Internasional ini. Saya percaya konferensi ini akan menjadi tempat yang baik untuk berbagi penemuan terbaru di bidang masing-masing, untuk membangun kemitraan, sehingga kita dapat bergerak lebih dekat untuk menjawab tantangan terkait sektor peternakan dalam masalah lingkungan dan kesejahteraan hewan,” jelasnya.

Hadir sejumlah narasumber dalam seminar internasional ini, di antaranya Prof. Akira Otshuka dari Faculty of Agriculture, Kagoshima University, Japan; Prof., Renato Sta Ana Vega dari Institude of Animal Science, University of the Philippines Los Banos, Philippines; Faheem Ahmed Khan, Ph.D. dari Faculty of Science, University of Central Punjab, Pakistan; serta Prof. Agung Purnomoadi dari FPP Universitas Diponegoro.

Prof Akira Otshuka pada paparannya mengatakan, jika dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, kebutuhan bahan makanan untuk manusia harus diperhatikan seksama, dan jangan menjadi halangan, karena terkendala sejumlah faktor. Akira berpendapat, dibutuhkan terobosan-terobosan dalam pengembangan pakan ternak. Salah satu yang disarankan adalah penggunaan aspergillus awamori sebagai aditif pakan untuk produksi ayam pedaging.

Di Kagoshima, yang merupakan ibu kota Prefektur Kagoshima Jepang, bahan baku ini sangat popular. Aspergillus awamory sendiri  terbuat dari beras gandum dan kentang. Bahan makanan tambahan untuk ternak ini biasanya diberikan untuk ayam pedaging.

Menurut dia, penggunaan Aspergillus awamory makanan tambahan ternak unggas bisa meningkatkan pertumbuhan ayam pedaging dan aman diberikan bagi ternak. Begitu juga dalam proses produksinya, aman terhadap lingkungan. (tim humas)

Ketua Departemen Peternakan Dr., Sri Sumarsih, S.Pt., M.P.

Share this :