,

Undip Selenggarakan ToT Penyuntingan Artikel Jurnal

Sejalan dengan program Kemenristekdikti, Undip mendorong jurnal-jurnal ilmiahnya menjadi jurnal terakreditasi nasional dan dapat terindeks di pengindeks internasional bereputasi. Sampai April 2018, jurnal yang dikelola oleh lembaga-lembaga di bawah Undip berjumlah 127 jurnal dengan 3 jurnal telah terindeks di pengindeks internasional bereputasi dan 16 jurnal terakreditasi oleh Kemenristekdikti. Salah satu program yang dilakukan Undip adalah meningkatkan kapasitas pengelola jurnal Undip dengan menyelenggarakan kegiatan ToT penyuntingan dan penelaahan artikel jurnal.

Kegiatan ini memberikan pelatihan tentang standar dan proses penelaahan dan penyuntingan artikel kepada editor dan reviewer jurnal Undip sehingga jurnal dapat menghasilkan mutu artikel yang baik dan konsisten. Pelatihan dihadiri oleh masing-masing 1 orang editor dan 1 orang reviewer dari 58 jurnal Undip yang telah menerapkan tata kelola jurnal secara elektronik dengan baik dan berpotensi menjadi jurnal terakreditasi.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh LPPM Undip ini berlangsung selama 2 hari, yaitu pada hari Kamis-Jumat tanggal 28-29 Juni 2018 di The Wujil Ungaran Semarang. Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini adalah Dr. Lukman, ST, M.Hum yang saat ini menjabat Kepala Subdit Fasilitasi Jurnal Ilmiah Kemenristekdikti dan 5 orang narasumber internal Undip.

Dalam sambutan pembukaan kegiatan yang dimulai jam 13.30 WIB itu Ketua LPPM Undip Prof. Dr.rer.nat. Heru Susanto menyampaikan bahwa Undip mendorong jurnal Undip agar dapat terakreditasi nasional dan juga terindeks di pengindeks internasional bereputasi. “Kegagalan jurnal untuk dapat terakreditasi sebagian besar terletak pada kualitas substansi isi artikel yang terbit. Substansi isi artikel ini ditentukan dari proses penelaahan oleh reviewer dan proses penyuntingan oleh editor. Kegiatan ini diadakan agar jurnal Undip dapat menghasilkan artikel-artikel yang baik sehingga nantinya dapat terakreditasi nasional dan selanjutnya dapat terindeks di pengindeks nasional bereputasi,”urai Heru yang juga menjadi asesor akreditasi jurnal Kemenristekdikti.

Sebagai narasumber pertama, Lukman memaparkan kebijakan akreditasi jurnal ilmiah berdasarkan Permenristekdikti No. 9 Tahun 2018. “Saat ini Ristekdikti mempunyai 4 program unggulan tentang publikasi ilmiah, yaitu Arjuna, Sinta, Garuda dan Rujukan. Arjuna versi 2 yang ditujukan untuk akreditasi jurnal nasional akan diluncurkan tanggal 4 Juli mendatang pada kegiatan Sinta Awards 2018,” kata Lukman.

Dalam kesempatan itu, Lukman juga menyampaikan tentang perubahan kebijakan tentang akreditasi jurnal, salah satunya adalah periode akreditasi lebih dari dua kali, tidak seperti sebelumnya. “Jurnal yang telah siap dapat langsung mendaftarkan akreditasinya secara online dan akan langsung dinilai. Penilaian dilakukan oleh asesor akreditasi untuk jurnal yang evaluasi dirinya di atas 70 dan oleh evaluator untuk yang di bawah 70. Tiap dua bulan, akan ditetapkan peringkat akreditasinya dari Sinta 1 sampai Sinta 6,” terang Lukman. Lukman juga menyampaikan apa-apa yang perlu dipersiapkan oleh pengelola jurnal dalam mengajukan akreditasi yang meliputi kualitas substansi isi artikel dan manajemen penerbitan.

Selanjutnya, Prof. Dr.rer.nat Heru Susanto sebagai narasumber kedua menyampaikan standar penelaahan artikel yang baik bagi reviewer. Heru menyampaikan tentang proses dan standar penelaahan artikel, termasuk untuk memberikan catatan, saran perbaikan dan rekomendasi terhadap substansi isi naskah yang dikirimkan ke jurnal. “Beberapa hal perlu diperhatikan oleh reviewer dalam menelaah artikel, yaitu apakah artikel sesuai dengan lingkup jurnal, sesuai dengan format penulisan, mempunyai kontribusi keilmuan atau kebaruan, komunikasi yang baik secara tata bahasa dan maknanya, serta memenuhi kode etik publikasi” tutur profesor yang juga terlibat aktif sebagai reviewer di jurnal-jurnal internasional bereputasi.

Penelaahan artikel diharapkan dapat memberikan garansi bahwa artikel yang terbit di jurnal mempunyai kontribusi / kebaruan ilmiah. “Yang utama dilihat oleh reviewer adalah adakah hal baru dari artikel tersebut yang memberikan kontribusi keilmuan,” lanjut Heru. Heru juga menyampaikan bahwa kesalahan umum dalam artikel adalah tidak mempunyai struktur yang jelas dan logis, gagal menyatakan tujuan artikel, kurang dalam melakukan kajian literatur dan analisis gap, serta pernyataan kesimpulan yang tidak didukung oleh hasil penelitian.

Paparan tentang standar penyuntingan artikel yang baik disampaikan oleh Prof. Dr. Istadi. Istadi menyampaikan bahwa editor berperan dalam menjaga mutu substansi isi, kebakuan bahasan dan konsistensi layout di setiap artikel yang dimuat oleh jurnal. “Publikasi ilmiah yang baik harus memperhatikan kualitas artikel ilmiah dan kualitas jurnal sebagai tempat publikasi. Hal ini ditentukan oleh tim editor yang solid,” kata profesor yang juga menjadi ketua editor Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, jurnal terindeks di Scopus. Istadi mengingatkan kesalahan fatal yang sering dijumpai dalam jurnal adalah ketika artikel jurnal tidak sesuai dengan gaya selingkung yang dibakukan di jurnal dan ada di petunjuk penulisan.

Istadi menyampaikan standar penyuntingan isi artikel jurnal mulai dari kebahasaan artikel, sistematika bahasan dan isinya. “Editor mengecek apakah artikel sudah menggunakan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia yang baik dan benar atau belum,” kata Istadi. Editor memeriksa semua bagian dari artikel, mulai dari judul artikel, nama penulis dan afiliasinya, abstrak, isi artikel baik yang IMRAD (pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan) atau non-IMRAD, kesimpulan, ucapan terima kasih dan daftar pustaka.

Senada dengan Heru, Istadi juga menyampaikan bahwa editor perlu untuk memeriksa kebaruan artikel. “Dalam artikel harus ada kajian review literatur singkat dan pernyataan kesenjangan atau kebaruan serta tujuan penelitian yang jelas. Sisi penting tidaknya penelitian yang dibahas di artikel dapat ditemukan di pendahuluan,” tegas Istadi.  Di akhir sesi, Istadi memaparkan evaluasi kualitas substansi artikel jurnal peserta di nomor yang telah terbit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh editor jurnal dan menjadi catatan ditampilkan secara langsung.

Di hari kedua, penyeleksian artikel berdasarkan komentar reviewer dan pengecekan unsur plagiarisme disampaikan Prof. Dr. Edi Kurnianto yang juga menjadi ketua editor Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture yang terindeks Scopus. “Inti kekuatan artikel ada di penulis, editor dan reviewer. Editor menyeleksi naskah penulis berdasarkan hasil telaah dan rekomendasi reviewer. Terdapat 4 kategori, yaitu sempurna direkomendasikan layak terbit, sedikit perbaikan diperlukan, banyak kesalahan yang perlu diperbaiki dan kesalahan fatal untuk ditolak,” kata profesor dari Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip ini.

“Catatan komunikasi antara penulis, editor dan reviewer ini juga perlu disimpan oleh penulis dan editor. Bukti ini nantinya dapat digunakan sebagai bukti bagi yang memerlukan, misalnya kalau penulis diminta untuk menunjukkan catatan komunikasi dengan editor dari artikel yang dinilai oleh tim PAK,” lanjut Edi. Selanjutnya, Edi menunjukkan proses pengecekan tingkat kesamaan dari suatu artikel menggunakan Turnitin yang dilanggan Undip. “Editor jurnal dapat memanfaatkan perangkat lunak untuk mengecek tingkat kesamaan artikel yang masuk ke jurnal dengan artikel yang pernah terbit. Hal ini dilakukan untuk menghindari praktek plagiarism. Di akreditasi, jurnal bisa mendapatkan disinsentif nilai jika ditemukan adanya artikel plagiat,” tegas Edi.

Untuk sesi praktek, proses penelaahan artikel secara online di OJS bagi reviewer disampaikan oleh Wahyu Setiyadi, ST, M.Kom, sedangkan proses penyuntingan disampaikan oleh Anang Wahyu Sejati, ST, MT. Wahyu mengingatkan editor untuk mendokumentasikan semua hasil review artikel di OJS. “Catatan review harus tersedia di OJS, baik review yang disampaikan secara online maupun  offline, misalnya lewat email atau catatan di kertas naskah.Proses review dan kualitas hasil review ini menjadi komponen penilaian dalam akreditasi jurnal,” kata Wahyu. Anang menyatakan editor mempunyai peran sentral dalam pengelolaan artikel yang dikirimkan ke jurnalnya. “Dalam pekerjaannya, editor dapat menunjuk section editor untuk menangani artikel dari mulai artikel masuk, menugaskan reviewer untuk menelaah artikel, menyatakan keputusanapakah artikel diterima atau ditolak untuk diterbitkan,” kata Anang yang juga aktif sebagai editor di Geoplanning: Journal fo Geomatics and Planning yang terakreditasi Kemenristekdikti.

Kegiatan ToT ditutup oleh Kepala Pusat Publikasi Eko Didik Widianto, ST, MT mewakili Ketua LPPM. Dalam penutupannya, Eko menegaskan kembali komitmen Undip untuk mendorong jurnal Undip terutama agar dapat terakreditasi nasional. “LPPM Undip memberikan fasilitasi bagi pengelola jurnal untuk menyiapkan jurnalnya agar sesuai dengan standar akreditasi jurnal nasional, baik dari sisi substansi isi maupun manajemen terbitan. LPPM mengadakan pelatihan, pendampingan dan bimbingan teknis dalam tata kelola jurnal baik untuk akreditasi maupun indeksasi. LPPM juga telah menyediakan rumah jurnal sebagai tempat interaksi para pengelola jurnal Undip,” kata Eko yang juga menjadi ketua editor Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer. “Langkah lanjut dari kegiatan ToT ini, yaitu mengadakan workshop penyiapan akreditasi bagi jurnal yang siap maju akreditasi di tahun 2018,” lanjut Eko. Melalui program-program tersebut, LPPM Undip berharap bahwa kualitas jurnal-jurnal Undip bisa menjadi lebih baik serta dapat terakreditasi nasional dan terindeks di pengindeks internasional bereputasi.

Share this :

Category

Arsip

Related News