SEMARANG – Perkembangan Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Diponegoro (UNDIP) dinilai membanggakan para pemangku kepentingan (stake holder). Kebanggaan itu bukan saja karena Prodi yang belum genap berusia 10 tahun itu memperoleh Akreditasi A dari BAN-PT, tapi karena animo belajar di Prodi Teknologi Pangan (TP) FPP Undip tumbuh sangat pesat.

Para pemangku kepentingan mulai dari penyelenggara program, pimpinan universitas, para tenaga pengajar dan tenaga kependidikan (Tendik), alumni, mahasiswa serta masyarakat dan lembaga pemerintah dan swasta menilai cepatnya perkembangan karena kualitas pendidikan dan kurikulumnya relevan dengan kebutuhan. “Memang trendnya seperti itu. Tapi kami tidak boleh berhenti berbenah,” ujar Ketua Program Studi Teknologi Pangan FPP Undip, Dr Heni Rizqiati SPt MSi, Rabu (3/3/2021).

Dia mengaku bahwa apa yang sekarang dicapai TP FPP Undip adalah berkat dukungan dan kerja sama serta dari para pemangku kepentingan. Karena itu, dia memastikan bahwa pengelola Prodi tak berhenti melakukan perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan sebagai cara menjaga kepercayaan masyarakat.

Secara faktual Prodi TP FPP resminya lahir bersamaan dengan terbitnya Keputusan Mendikbud RI no 304/E/O/2012 tentang Penyelenggaraan Program Studi S-1 (Strata-1) Teknologi Pangan Universitas Diponegoro. Berbekal keputusan tersebut dimulailah proses penerimaan mahasiswa yang pertama. Dalam catatan penyelenggara, waktu itu ada 63 mahasiswa yang diterima di angkatan sulung.

Kaprodi TP FPP Undip menyebutkan, turunnya persetujuan penyelenggaraan program studi teknologi pangan tak lepas dari dukungan pimpinan universitas, dalam hal ini Wakil Rektor IV Undip, Prof Sultana. Perubahan nama Fakultas Peternakan menjadi Fakultas Peternakan dan Pertanian terjadi akibat kebijakan pemerintah yang mengatur semua jurusan yang ada di fakultas peternakan yang terdiri dari Jurusan Produksi Ternak, Nutrisi & Makanan Ternak; Sosial Ekonomi Peternakan, serta Teknologi Hasil Ternak harus dilebur menjadi satu program studi saja, yakni Jurusan Peternakan.

Fakultas Peternakan Undip yang waktu itu sudah cukup besar, ketika terjadi perampingan mengalami kelebihan sumber daya. Masalah tersebut bermula dari SK Dirjen Dikti No 163/Dikti/Kep/2007 tentang Pemetaan dan Kodifikasi Program Studi pada Perguruan Tinggi yang hasil akhirnya salah satunya adalah “meringkas program studi yang ada di fakultas peternakan menjadi satu studi atau jurusan saja”.

Untunglah pimpinan dan senat fakultas maupun universitas menemukan solusi dengan membuka program studi baru yang basisnya sama dengan peternakan. Diusulkan tiga Prodi baru, yaitu Teknologi Pangan sebagai konversi dari Teknologi Hasil Ternak; kemudian Jurusan Agribisnis yang memiliki kemiripan dengan Sosial Ekonomi Peternakan; serta Jurusan Agroteknologi yang senyampang dengan Jurusan Produksi Ternak, Nutrisi & Makanan Ternak. Selain itu nama Fakultas Peternakan diubah menjadi Fakultas Peternakan dan Pertanian.

Dalam perjalanannya, kehadiran Prodi Teknologi Pangan mampu berkembang menjadi Prodi unggulan. Jumlah mahasiswa yang bisa diterima pun mengalami penigkatan dari semula 63 orang kemudian menjadi 83 mahasiswa di angkatan II, kemudian secara berturut turut beradasarkan tahun penerimaan adalah 73 mahasiwa (angkatan 2014), 99 mahasiswa (2015), 92 mahasiswa ( 2016), 103 mahasiswa (2017), 107 mahasiswa (2018) dan dalam dua tahun terakhir berkembang lagi menjadi 142 mahasiswa di tahun 2019 dan 207 mahasiswa di tahun 2020.

Share this :