Peran dan Pemikiran 3 Guru Besar UNDIP dalam Bidang Peternakan, Pertanian, dan Kesehatan Masyarakat

Pada Bulan Desember 2023, Universitas Diponegoro mengukuhkan 32 guru besar. “Pemberian gelar guru besar bertujuan untuk mengapresiasi kinerja segenap civitas academika UNDIP dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Disisi lain pemberian gelar ini juga digunakan sebagai pengingat bagi segenap guru besar yang dikukuhkan untuk menjaga integritas dan nama baik,” ucap Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., Rektor Universitas Diponegoro.

Adapun tiga guru besar yang dikukuhkan pada Selasa, 12 Desember 2023 pukul 08.00 WIB di Gedung Prof. Soedarto, S.H., Tembalang yakni Prof. Sugiharto,  S. Pt., M. Sc., Ph. D. (Fakultas Peternakan dan Pertanian); Prof. Dr. Titik Ekowati, M.T., Ph.D. (Fakultas Pertanian dan Peternakan dan Pertanian); dan Prof. Hanifah Maher Denny, S.K.M., M.P.H., Ph.D. (Fakultas Kesehatan Masyarakat).

Prof. Sugiharto, S.pt., M.Sc., Ph.D. diangkat sebagai guru besar dalam bidang ilmu fisiologi ternak di Universitas Diponegoro. Ia menyampaikan pidatonya yang berjudul “Optimalisasi Kondisi Fisiologis Unggas Melalui Intervensi Nutritif Pasca Pelanggaran Antibiotik Imbuhan Pakan”. Paparan ini berfokus pada pengembangan metode baru pasca penetapan Permentan nomor 14 tahun 2017, tentang pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) yang mengakibatkan penurunan produktivitas ternak unggas. Ia menyampaikan “Populasi Mikroba dalam usus dapat mempengaruhi modulasi sistem imunitas, status antioksidan, perkembangan jaringan dan organ limfoid, ekosistem usus dan fungsi usus, dan metabolisme tubuh unggas”.

Setelah beberapa penelitian Prof. Sugiharto, S.pt., M.Sc., Ph.D. dan tim menemukan metode turunan dari intervensi Nutritif yakni kombinasi Feed Additive dengan komponen Nutritif lain. Langkah ini dilakukan karena masih banyak ditemukan studi yang membuktikan inkonsistensi metode intervensi nutritif. Ia mengatakan, “masih ada studi yang menemukan inkonsistensi intervensi nutritif terhadap kondisi fisiologis unggas. Ditemukan tidak adanya efek dari pemberian asam organik atau probiotik terhadap kondisi fisiologis unggas”. Kombinasi feed additive dengan komponen nutritif lain menjadi langkah korektif yang dicetuskan Prof. Sugiharto, S.pt., M.Sc., Ph.D. “Kombinasi feed additive terbukti dapat menciptakan sinergitas antara mereka sehingga dapat lebih efektif memperbaiki kesehatan usus dan produktivitas unggas, daripada dengan penggunaan bahan secara individual”, imbuhnya.

Selanjutnya pidato pengukuhan disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Peternakan dan pertanian dalam bidang Usaha Pertanian, Prof. Dr. Titik Ekowati, M.T., Ph.D. dengan topik “Eskalasi Kesejahteraan Petani Melalui Transformasi Usaha Pertanian Berkelanjutan”. Dalam pidatonya ia menjelaskan peran penting kelembagaan dalam mencapai sistem pertanian berkelanjutan. “Implementasi dari kegiatan usaha pertanian tidak lepas dari peran kelembagaan. Baik kelembagaan sosial, interaksi antar petani dan kelompok, mapun lembaga ekonomi yang berkaitan dengan penyediaan sarana produksi pasar. Sehingga penggunaan sarana produksi dapat efisien yang akhirnya harapan tercapai yang berkaitan dengan kesejahteraan petani”., ucapnya. Prof. Dr. Titik Ekowati, M.T., Ph.D. juga menyampaikan empat aspek kelembagaan yang diperlukan dalam mencapai pertanian berkelanjutan, yakni Kelembagaan lahan, Kelembagaan Sarana produksi, Kelembagaan modal, dan Kelembagaan pemasaran. Selain itu, untuk mencapai pertanian berkelanjutan ia menerangkan ada tiga pilar, yakni aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek sosial.

Pertanian berkelanjutan memberikan efek positif dalam komoditas padi yang meningkatkan hasil produksi dari 8,8 Ton per hectare/musim dengan nilai 25 juta rupiah menjadi 9,5 Ton per hectare/musim dengan nilai 28 juta rupiah. “Kajian empiris dari konsep pertanian berkelanjutan menunjukkan hasil bahwa menyediakan akses pada sumberdaya pertanian pada petani dan penataan penguasaan kepemilikan lahan dan kelembagaan memberikan produktivitas lahan dan juga meningkatkan pendapatan kesejahteraan yang mana hasil itu dicapai antara 15-20%. Sebagai penutup dari hasil empiris transformasi pertanian berkelanjutan terdapat 4 model, lingkungan, teknologi, sosial ekonomi dan kelembagaan”, kata Prof. Dr. Titik Ekowati, M.T., Ph.D.

Selanjutnya pidato pengukuhan disampaikan oleh Prof. Hanifa Maher Denny, S.K.M., MPH, Ph.D., Guru Besar dalam bidang kesehatan kerja perempuan. Ia menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul, “Dinamika Tenaga Kerja Perempuan: Keseimbangan Antara Pekerjaan, Kehidupan, dan Kesehatan. Latar belakang topik ini adalah tingginya jumlah pekerja perempuan di Indonesia namun dibarengi pula dengan tingginya bias gender, kekerasan seksual, dan diskriminasi pada perempuan didunia kerja. Dalam pidatonya Prof. Hanifa Maher Denny, S.K.M., MPH, Ph.D., menguraikan bahwa Tantangan perempuan dalam dunia kerja adalah menyeimbangkan kehidupan, pekerjaan, dan kesehatan. “Perempuan pekerja menghadapi triple burden syndrome, sindroma sebagai perempuan yang bekerja yang harus sibuk memikul tanggung jawab, sindroma sebagai seorang ibu, dan sindroma sebagai anggota sosial yang harus kumpulan dasawisma RT dan sebagainya, nah untuk itu kita harus sikapi triple burden syndrome bahwa laki-laki juga harus berperan serta”, ujarnya.

Ancaman kesehatan reproduksi perempuan banyak terjadi di lingkungan kerja. “Paparan pestisida dan bekerja shift malam saat hamil dapat mempengaruhi janin yang dikandungannya,” terangnya. Ia tidak hanya menyinggung soal ancaman fisik namun juga ancaman mental. Hal ini berkitan pula dengan siklus bulanan perempuan. Untuk itu Menurut Prof. Hanifa, memberikan motivasi dan semangat bagi para perempuan untuk percaya pada potensi dirinya dan dukungan kesehatan mental, termasuk akses ke layanan konseling dan inisiatif untuk mempromosikan keseimbangan dunia pekerjaan serta gaya hidup sehat merupakan komponen integral dalam memajukan kesejahteraan tenaga kerja perempuan secara keseluruhan. (Boby-Humas)

Share this :

Kategori

Arsip

Berita Terkait